Kue untuk Dina


Sudah sepuluh tahun ini Rina dan Dina mengikrarkan janji menjadi sepasang sahabat sejati.Selama sepuluh tahun juga mereka dapat mempertahankan persahabatan mereka,meskipun ada beberapa perbedaan diantara mereka.Rina ialah seorang gadis yang tomboy,dari kecil ia sudah jago sekali bermain basket,sering sekali ia memenangkan kejuaraan – kejuaraan pertandingan basket.Disamping jago dalam bermain basket,Rina juga jago sekali membuat kue.Lain halnya dengan Dina,Dina seorang gadis yang sangat feminim ia menjadi captain cheerleders di sekolahnya di SMA Karya Bangsa sekarang ini.Siang itu bel tanda istirahat berbunyi,terlihat sekali para siswa keluar kelas dan langsung menuju kantin.
“Bang,Baksonya dua porsi !”Ujar Rina memesan makanan dari tempat duduknya.
“Oh…ya,Rin ada yang pengen gue certain nih sama lo.”Ujar Dina tersenyum malu.
“Emangnya lo mau cerita apa,Din ?”Ujar Rina berlagak tomboy.
Dina bercerita bahwa ia sekarang ini lagi senang sama seseorang,dan seseorang itu bernama Randy anak baru di sekolah.Memang sih,Randy si anak baru itu memang tampan dan jago sekali bermain basket,Tapi,sayangnya selama ini belum ada cewek yang pas untuk menjadi pacarnya menurut Randy.
“Emangnya yang mana sih orangnya ?”Tanya Rina penasaran.
“Itu..tuh..orangnya yang lagi duduk sendirian sambil minum es.”Ujar Dina menunjukan jari telunjuknya kearah Randy.
“Udah sana samperin !!”Ujar Rina menyuruh Dina.
Tanpa berlama – lama lagi Dina langsung berjalan  menghampiri Randy yang sedang sendirian,dan mengajaknya mengobrol – ngobrol.
“Hai…sendrian aja !”Ujar Dina dengan ramah.
“Oh…iya,nih.Kebetulan aja lagi sendiri.”Ujar Randy dengan ramah juga.
Dina dan Randy pun berkenalan saat itu,setelah mereka berkenalan dan mengobrol – ngobrol Randy terpaksa harus meninggalkan Dina sendirian ,karena ia dipanggil Donny temannya.Karena ditinggal Randy pergi,Dina pun kembali ke tempat duduk awalnya.
“Gimana sukses ??”Tanya Rina penasaran.
“Sukses,gue berkenalan sama dia.”Ujar Dina mengumbar senyum.

Sore itu sekolah terlihat sepi,nampak Rina yang telah berganti baju basket sedang berjalan menuju lapangan basket.Di lapangan terlihat teman – teman basket Rina,yang telah menanti Rina di lapangan.
“Sorry,ya teman – teman kalian pasti udah lama nungguin gue ?”Ujar Rina dengan sopan.
“Enggak,kok Rin.Kita baru saja berganti baju.”Ujar Bayu salah satu teman basket Rina.
Sore itu Donny memberitahukan pada Rina,bahwa ada seseorang yang ingin bergabung di tim basket mereka.
“Emangnya mana orangnya ?”Tanya Rina sambil mendribble bola basket.
“Itu orangnya di belakang lo !”Ujar Donny.
Rina pun langsung menengok ke belakang,ia sangat terkejut sekali saat melihat orang yang ingin gabung itu adalah Randy seseorang yang selama ini disukai Dina sahabatnya.
“Ran,kenalin ini Rina kapten  basket di sekolah ini.”Ujar Donny.
Setelah berkenalan dengan Rina,Rina pun ingin melihat seberapa kemampuan Randy dalam bermain basket.Tak segan – segan Randy langsung berlari ke tengah lapangan basket sambil mendribble bola hingga memasukan bolanya ke dalam ring secara berkali – kali.Tanpa ragu – ragu Rina langsung memasukan Randy ke dalam tim basket laki – laki di sekolah mereka.
“Gimana ?”Ujar Randy penuh keringat.
“Bagus.”Ujar Rina tersenyum sambil mengacungkan jempol.
Semenjak itulah Rina dan Randy menjadi semakin dekat.

Sore itu terlihat Randy dan Rina sedang duduk berdua.Mereka terlihat baru saja selesai berlatih bermain basket.Karena lelah mereka pun tidak langsung pulang,melainkan duduk – duduk dulu di depan lapangan basket.
“Oh…ya,Rin,menurut kamu dari sekian cewek – cewek yang aku kenal,siapa yang paling cocok jadi pacar aku ?”Tanya Randy penasaran.
“Kalau menurut aku sih,Dina.Soalnya Dina itu cewek yang paling cocok banget sama kamu,dia itu cantik,baik,pintar,pokoknya semua yang baik ada di dia.”Ujar Rina mempromosikan Dina.
‘Ya,sih selama ini dia udah baik banget sama aku,tapi,hatiku enggak bisa dibohongin,Rin.Aku Cuma menganggap dia sebagai teman biasa.”Ujar Randy.
“Kalau menurut kamu emangnya siapa cewek yang pantas jadi pacar kamu?”Tanya Rina penasaran.
“Ada dehh,rahasia.”Ujar Randy mengumbar senyuman.
Karena sudah menjelang maghrib,mereka pun pulang meninggalkan lapangan basket.Hari ini Randy mengantarkan Rina pulang sampai ke rumahnya dengan mobil sedan mewahnya.
“Thank’s ya,Ran, udah di anterin.”Ujar Dina.
“Sama – sama…”Ujar Randy mengangguk dan tersenyum.
“Oh…ya,Rin besok malam jangan lupa ya,ada pemilihan calon atlet basket tingkat nasional.”Sambung Randy mengingatkan Rina.
“Siiip.”Ujar Rina

Rina masuk ke dalam rumahnya yang sederhana,di rumah itu Rina mencium bau masakan yang telah matang.Nampaknya Narti ibunya Rina telah selesai memasak sayur asam kesukaannya.Setelah mandi dan berganti baju,Rina langsung ke meja makan menyantap sayur asam bersama sang ibu tercinta.
“Aku sayaaaanggg banget sama mama.”Ujar Rina memeluk Bu Narti.
“Mama juga sayang sama kamu,nak.”Ujar Bu Narti meneteskan air mata.
Malam itu Rina menulis buku hariannya,di buku hariannya itu Rina menulis bahwa sebenarnya  ia juga mencintai  Randy,cinta itu tumbuh  semenjak Rina menjadi pelatih basket di tim basketnya Randy.Namun,Rina rela mengalah demi Dina sahabatnya.Di buku itu ia juga menulis bahwa ia bercita – cita menjadi seorang atlet basket nasional.

Pagi hari di sekolah,suasana kelas XII IPA 2 nampak ramai sekali terlihat Dina yang berbeda kelas dengan Rina masuk ke kelas Rina menghampiri Rina dengan wajah gembira.
“Hai…Rin ?”Ujar Dina dengan senyuman – senyuman ceria.
“Kayaknya ada yang lagi bahagia nih.”Ujar Rina meledek.
Pagi itu Dina terlihat bahagia,karena nanti sepulang sekolah ia akan pergi makan siang sama Randy.Rina yang mendengarnya sebenarnya ia sedikit bersedih dan kecewa,tapi,ia tidak mau menyakiti hati Dina dan merusak persahabatannya dengan Dina.
“Kalau begitu selamat yaa?”Ujar Rina mengumbar senyuman sambil menjulurkan tangan.
“Gue berterima kasih  sama lo,Rin.Kalau lo enggak nyuruh gue nyamperin Randy waktu di kantin,mungkin gue enggak bisa jalan sama dia.”Ujar Dina berjabat tangan dengan Rina.

Malam itu terdengar seseorang mengetuk pintu  rumah Rina.Bu Narti segera membukakan pintu,ternyata yang datang malam itu adalah Randy.Bu Narti langsung mempersilahkan Randy masuk dan duduk di dalam,karena Rina  sedang sholat maghrib.Selepas sholat maghrib,mereka pun langsung pamit pergi pada Bu Narti.
“Kalian hati – hati di jalan ya.”Ujar Bu Narti dengan ramah.
“Pokoknya semuanya beres,Bu.”Ujar Randy dengan sopan.

Tak lama setelah mereka berangkat,telepon di rumah Rina berdering sangat nyaring.Nampaknya Dina yang menelepon saat itu,saat itu Bu Narti memberitahukan Dina kalau Rina sedang pergi dengan temannya.
“Emangnya nama temannya itu siapa,tante ?”Tanya Dina sangat ingin tahu.
“Aduuuuhhh….tante sendiri lupa tuh,Din.Siapa namanya,kalau enggak salah sih namanya Raaaaa….,Ra siapa gitu.”Ujar Bu Narti mengingat – ingat.
“Ya,sudah kalau begitu terima kasih ya,tante.”Ujar Dina menutup telepon.

Setibanya di Gaze nama tempat pemilihan calon atlet basket nasional.Rina dan Randy langsung menunjukan kebolehannya di depan para juri,para juri pun kagum sama mereka saat mereka menunjukan prestasinya.Tapi,para juri  baru akan mengumumkan siapa yang terpilih nanti pada akhir tahun ajaran sekolah.Setelah mereka mengikuti pemilihan,Randy membawa Rina ke sebuah restoran kesukaan Randy yang bernama Pazto Resto.
“Ran,di mana nih ?”Ujar Rina sambil melihat sekeliling restoran.
“Kita makan malam dulu yaa,gue mau ajak lo makan malam.”Ujar Randy mengumbar senyum.
“Ya,ampun lo tuh enggak bilang – bilang dulu yaa sama gue,tapi,thank’s ya udah mau nraktir.”Ujar Rina tersenyum.
“Sama – sama lagi.”Ujar Randy membalas senyuman Rina.
Tiba – tiba  saja telepon selullar Rina berdering sangat nyaring.Rina pun langsung mengambil telepon selullar itu dari dalam tasnya,dan langsung mengangkat telepon dari Dina itu.Malam itu Rina terpaksa berbohong,karena Dina bertanya ia pergi dengan siapa?dan Rina pun menjawab ia pergi bersama Raka teman SMPnya.Di saat itu juga Dina langsung meledeki Rina,dan katanya ia menunggu PJ dari Rina.


Di malam itu juga,Dina dan Femy kakaknya memarkirkan mobilnya di tempat parkir Pazto Resto.Mereka berdua pun duduk di dalam dan langsung memesan makanan.Saat Dina sedang memesan makanan tiba – tiba saja dari kejauhan ia melihat Rina sedang menikmati hidangan makan malam bersama Randy.
Saat sedang makan,tiba – tiba saja mata Rina kelilipan.Saat itu juga Randy berusaha menyembuhkan kelilipannya mata Rina dengan cara meniup mata Rina.Saat Randy meniupkan mata Rina,Dina pun menyaksikannya dengan sesksama,di saat itu juga ia dan kakaknya pergi meninggalkan restoran itu.
“Gue enggak nyangka selama ini lo tega nyakitin gue dari belakang,lo jahat Rin,lo benar – benar jahat sama gue,Rin.”Batin Dina.
Keesokan harinya di sekolah,Rina mendatangi Dina yang sedang duduk di kantin bersama teman – temannya.Namun apa balasan Dina,ia malam membentak – bentak  Rina,dan ia bilang kalau Rina itu pengkhianat.Rina sudah berusaha menjelaskan bahwa ia tidak memiliki hubungan apapun sama Randy,namun Dina tetap tidak percaya apa kata Rina,dan ia pun langsung pergi meninggalkan Rina begitu saja di kantin.Pada saat setelah kejadian itu,tiba – tiba saja Rina merasa pusing yang amat sangat,karena tidak tahan ia pun jatuh pingsan,dan orang – orang yang berada di kantin langsung panik dan membawanya ke rumah sakit terdekat.

Siang itu setelah pulang sekolah,Dina dan Randy pergi ke sebuah restoran di dekat sekolah.Saat itu mereka mengobrol – ngobrol,dari mulai tentang sekolah sampai tentang seseorang yang mereka sukai.
“Oh…ya,Ran,ngomong – ngomong di sekolah ada enggak cewek yang kamu suka?”Tanya Dina sambil menyantap sepiring spaghetti.
“Ehm…ada sih.”Ujar Randy tersenyum.
“Siapa??”Tanya Dina penasaran.
“Dia itu seorang cewek pemberani,dia itu seorang cewek yang kuat,dia itu seorang cewek yang rajin beribadah,dan dia itu seorang cewek yang baik.”Ujar Randy.
Dina jadi semakin penasaran saat Randy bilang ciri – ciri cewek yang Randy suka.
“Emangnya siapa?”Tanya Dina semakin penasaran.
“Rina.”Ujar Randy secara singkat.
Dina kecewa sekali saat mendengar nama cewek yang Randy suka,ia pun merasa patah hati.Tapi,ia menutupi wajah kecewanya itu dengan memberikan senyuman yang terpaksa pada Randy.

Siang itu terlihat bu Narti di temani Donny sedang duduk di sebuah rumah sakit,nampaknya mereka sedang menantikan sesuatu kabar dari dokter.Mereka terlihat harap – harap cemas menanti kabar itu.Bu Narti terlihat gelisah menanti kabar dokter,Donny yang menemaninya pun berusaha menenangkannya.Tak lama kemudian dokter pun keluar dari ruanganya,dan dokter langsung memberi keterangan pada bu Narti dan Donny bahwa Rina menderita penyakit kanker otak,dan dokter menyarankan agar Rina banyak beristirahat,karena penyakit ini sangat riskan sekali.Bu Narti dan Donny sangat sedih saat mendengar kabar ini,dan mereka pun berusaha memberikan Rina untuk semangat lagi.


Pagi itu suasana sekolah sangat ramai sekali,setibanya di sekolah  Rina tidak langsung masuk ke kelasnya,tapi ia pergi mendatangi Dina di kelasnya untuk meminta maaf.Saat itu Rina datang dan ia pun langsung bilang pada Dina kalau ia sangat meminta maaf,tapi,Dina tetap tidak luluh dengan kata maaf yang di keluarkan dari mulut Rina.
“Enggak semudah itu gue bisa maafin lo,gue sakit banget sama lo,dari SD kita bersahabat,tapi apa ternyata lo cuman pengkhianat yang licik.”Ujar Dina membentak Rina.
“Tapi….”Ujar Rina.
“UDAH LEBIH BAIK SEKARANG LO PERGI  DARI SINI !!!”Ujar Dina mengusir Rina dari kelasnya.

TIGA BULAN KEMUDIAN
Tak terasa ujian nasional telah datang,Rina pun mempersiapkannya dengan matang.Dia mempelajari semua pelajaran yang akan diujikan nanti,pagi itu suasana sekolah terlihat sepi,para siswa terlihat sedang berkonsentrasi mengerjakan soal ujian mereka.Empat hari sudah mereka melalui ujian itu,alhasil satu bulan setelah kelulusan Rina,Dina dan Randy pun berhasil lulus dengan nilai sempurna.Selain itu mereka juga berhasil mendapatkan beasiswa kuliah di Universitas keinginan mereka Universitas Indonesia.Rona bahagia terpancar pada wajah mereka bertiga.
“Rin,ada sesuatu yang ingin aku katakan sama kamu ?”Ujar Randy saat sedang berada di dalam mobilnya bersama Rina.
“Memangnya apa,Ran?”Tanya Rina.
“Selama ini aku cinta sama kamu,ehm…kamu mau enggak jadi pacar aku ??”Ujar Randy dengan jantung yang berdebar – debar.
“Sebenarnya aku juga cinta sama kamu,tapi sorry Ran,aku belum bisa jawab soal ini sama kamu.”Ujar Rina.
“Thank’s Ran,kamu udah nganterin aku.”Ujar Rina keluar dari dalam mobil Randy.
“Iya,sama – sama.Aku senang kok bisa dapetin cinta kamu,meskipun kamu belum bisa jawab soal itu.”Ujar Randy dengan ramah.
Dua minggu kemudian.Kebetulan hari ini hari libur kuliah,Rina memanfaatkan waktu libur ini untuk berlatih bermain basket di sebuah lapangan.Siang itu Rina terlihat sangat lelah sekali,tetesan keringat menetes dari wajahnya.Namun,Rina tetap saja bersemangat latihan basket agar ia dapat meraih cita – citanya,yaitu menjadi seorang atlit basket yang sesungguhnya.Saat sedang berlatih,tiba – tiba saja kepala Rina terasa pusing yang teramat sangat sakit,tapi apa mau dikata Rina pun terjatuh saat ia sedang meloncat ingin memasukan bola ke dalam ring.Bu Narti yang kebetulan baru datang membawa makanan untuk Rina,langsung panik dan histeris berteriak minta tolong saat melihat anaknya sudah tidak sadarkan diri.

Pagi itu suasana kampus amat sangat ramai,Randy berjalan menelusuri setiap ruangan untuk mencari Rina.Pagi ini Rina sama sekali tidak menampakan batang hidungnya di kampus,begitu juga dengan Dina yang kebetulan sedang berlibur di Bandung.Randy pun bertanya pada setiap orang,namun orang – orang tersebut hanya menjawab tidak tahu,ada pula teman Rina yang menjawab hari ini Rina tidak masuk.

Siang itu Rina terbaring lemah di sebuah kamar di rumah sakit,hanya ada Donny yang menemaninya yang kebetulan sedang menjenguknya.Hidungnya di pasangkan alat pernapasan,dan rambutnya di pakaikan seperti topi karena rambut Rina yang semakin hari semakin rontok.Tak lama kemudian Rina pun sadar dari tidur panjangnya,ia melihat di depannya hanyalah ada Donny temannya.
“Don,aku di mana??”Tanya Rina  saat baru sadar.
“Kamu di rumah sakit,Rin.”Ujar Donny dengan lembut.
“Kenapa aku bisa ada di sini,Don ?”Tanya Rina.
“Kamu pingsan Rin,saat kamu lagi latihan basket.”Ujar Donny.

Sudah tiga hari ini Rina tidak masuk kuliah,semakin hari Randy pun semakin cemas dan semakin penasaran sebenarnya apa yang terjadi dengan Rina.Karena,penasaran dan cemas Randy pun pergi mendatangi rumah Rina,namun saat Randy datang rumah Rina terlihat sepi dan tidak ada orang.Randy pun bertanya pada tetangga – tetangga sekitar rumah Rina,ada salah satu tetangga Rina yang mengatakan bahwa Rina di rawat di rumah sakit dan ia juga memberitahukan alamat rumah sakit tersebut.Randy sangat terkejut sekali saat mengetahui Rina sedang di rawat di rumah sakit.

Siang itu terdengar seseorang mengetuk pintu kamar tempat Rina di rawat.Bu Narti yang kebetulan sedang berada di dalam menemani Rina,ia langsung membukakan pintu.Rina sangat terkejut sekali saat melihat orang yang datang itu adalah Randy,sebenarnya Rina telah berusaha untuk merahasiakan penyakitnya ini dari Randy,karena ia tidak mau menyakiti hati Randy.
“Randy??”Sapa Rina sedikit mengeluarkan air mata.
“Rina ??”Sapa Randy juga mengeluarkan air mata.
Siang itu derai air mata menyelimuti mereka berdua,saat Rina menceritakan yang sesungguhnya pada Randy  tentang penyakitnya itu.Pada saat itu Rina bertanya
Mengenai Dina dan keadaannya,tapi Randy hanya menjawab akhir – akhir ini ia tidak pernah bertemu lagi sama Dina.Rina pun sedih mendengarnya,meskipun Dina telah memusuhinya,tapi ia tetap sangat menyayangi Dina,dan tidak pernah menganggap Dina musuh.Hari ini Rina teringat,bahwa hari ini adalah hari ulang tahun Dina yang ke 18 tahun.Maka dari itu Rina pun berniat untuk membuatkan kue blackforest kesukaan Dina.Karena,tidak bisa sendirian,akhirnya Rina pun meminta Randy untuk menemaninya membuat kue.Setelah mendapat izin dari pihak rumah sakit untuk pulang sebentar ke rumahnya,Rina pun pulang  ke rumah dengan di temani Randy sambil membawa bahan – bahan untuk membuat kue itu.Dengan semangat dan penuh rasa kasih sayang Rina membuatkan kue itu untuk sahabatnya Dina.Setelah kue itu jadi,Rina langsung membawa kue itu ke rumah Dina dengan berjalan kaki di temani Randy.Setibanya di rumah itu,hanya ada pembantu Dina yang menyambutnya dan pembantu itu bilang bahwa Rina sedang tidak ada di rumah,ia sedang mengurus kuliahnya di Bali,dan belum tahu kapan ia akan kembali ke Jakarta.Rina sedikit kecewa saat itu,karena selain ingin memberikan kue ia juga ingin menyampaikan maafnya pada Dina.Rina pun menitipkan kue itu pada sang pembantu,berharap Dina dapat memakan kue itu dan menyukai pemberiannya.Beberapa langkah saat meninggalkan rumah Dina,tiba – tiba saja Rina merasakan pusing,dan ia pun langsung jatuh pingsan saat itu.Randy langsung menangkap Rina saat Rina jatuh pingsan,Randy pun panik dan langsung membawanya ke rumah sakit.

Dua hari kemudian di siang hari,Randy datang menghampiri Rina yang sedang terbaring koma di ruang rawat inap.Kali ini Randy datang sambil membawa sebuah amplop yang berisikan pengumumman hasil audisi  calon atlet basket nasional kemarin.Ia membawakan dua amplop,yang satu miliknya dan satu lagi milik Rina.Saat itu Randy ingin memberitahukan kabar bahagia,namun Rina tidak kunjung sadar dari komanya.Baberapa jam kemudian tiba- tiba saja Dina datang dan masuk ke kamar Rina.Saat itu Randy yang sedang tertidur di samping Rina,terbangun saat Dina datang.
“Dina ??”Sapa Randy sangat terkejut.
Siang itu air mata menetes dari kedua mata Dina,saat melihat keadaan Rina,dan saat itu juga Dina langsung memegang tangan Rina mencium tangan Rina sambil menangis karena selama ini ia telah jahat dengan sahabatnya sendiri.Perlahan – lahan Rina membukakan matanya,dan menatap sekitarnya.Saat itu Rina langsung memanggil Dina dengan suara tersedat – sendat.
“Dina ???”Sapa Rina.
“Rina,maafin aku yaa??selama ini gue udah jahat sama aku.”Ujar Dina sambil menangis.
Dengan lapang dada Rina sudah memaafkan Dina dari kemarin – kemarin,rona bahagia mewarnai wajah mereka berdua.
“Din,dari mana kamu tahu aku ada di sini ?”Tanya Rina dengan ramah.
“Tadi,pada saat aku baru pulang dari Bali,aku datang ke rumah kamu untuk minta maaf,tapi rumah kamu kosong dan kata orang – orang sekitar rumah kamu,kamu itu masuk rumah sakit dan dirawat di rumah sakit ini.Maka dari itu aku langsung datang  ke sini.”Ujar Dina menjelaskan.
Di saat itu juga,Randy langsung memberikan sebuah amplop yang berisikan pengumuman hasil audisi basket kemarin.
“Amplop apa ini,Ran ?”Ujar Rina memegang amplop itu.
“Kamu buka saja !”Ujar Randy memberikan senyuman bahagia.
Rina,membaca seluruh isi amplop yang memberitahukan bahwa ia di terima sebagai atlet basket.Rina sangat bahagia saat membaca isi amplop itu,begitu juga dengan Dina dan Randy.
“Randy,maafin aku yaa aku enggak bisa menemani kamu lagi,dan aku enggak bisa ikut ini.”Ujar Rina dengan ramah dan menangis.
“Tapi,Rin,kamu satu – satunya orang yang selama ini selalu membuatku semangat !!!”Ujar Randy.
“Aku akan selalu mendukung kamu kok,meskipun aku enggak ada di samping kamu.”Ujar Rina dengan suara tersendat- sendat.
Tak lama kemudian kedua mata Rina terpejam kembali,dan satu hembusan nafas di keluarkan untuk terakhir kalinya.Kedua mata Rina terpejam untuk selama – lamanya.Saat itu Randy dan Dina langsung menangis bersedih.

Pada jam dua belas malam Dina sampai di rumahnya,dengan hati penuh duka.Saat itu ia langsung membuka kulkas di rumahnya karena ia haus.Saat membuka kulkas ia melihat sebuah kue black forest  kesukaannya,dan langsung mengambilnya.Pada saat itu sang pembantu yang tiba – tiba saja datang mengatakan bahwa kue itu titipan Rina untuk non Dina.Dina menangis saat menatap kue yang bertuliskan “Happy Birthday 18th”.
“Selama ini ternyata Rina teman terbaikku,di hari ulang  tahunku saja aku tidak ingat,bahkan dia yang lebih ingat dariku.Ternyata selama ini aku salah telah menilai dia seperti itu,Rina aku senang bisa menerima kue ini dari kamu,meskipun kita sudah tidak bersama lagi,sampai kapanpun aku tetap menyayangimu.

Siang itu semua orang teman – teman Rina dan keluarganya,termasuk Dina dan Randy terlihat memenuhi makam Rina.Bu Narti terlihat sedih sekali menatap makam anaknya yang meninggal di usia 17 tahun itu.Begitu juga dengan Randy yang amat sangat kehilangan sosok Rina.

TIGA HARI KEMUDIAN
Randy terlihat bersemangat sekali mengikuti latihan di lapangan bersama atlet – atlet lainnya.Meskipun ia sedih karena Rina tidak ada,namun ia tetap bersemangat untuk meraih prestasi,karena ia ingin  tetap  bisa membahagiakan Rina meskipun sudah berbeda alam.



-Selesai-


Oleh : Annisa Damayanti

 Sandal Jepit dan Sneaker

Beginilah kehidupan sehari –hari Mira,seorang gadis tomboy yang biasa mengamen di jalanan penuh asap dan debu.Biasanya ia mengamen di jalan – jalan ataupun di dalam sebuah bus dengan di temani sebuah sandal jepit berwarna hijau.Sering kali ia berkhayal memiliki sebuah sneaker impiannya,bayangkan saja jika ia memakai sandal jepit sering kali kedua kakinya terkena cipratan genangan air  jika ada mobil lewat di depannya.Karena udah sore,Mira mengakhiri mengamennya hari ini dan pulang ke rumahnya.
“Bu,hari ini aku cuman dapat dua puluh ribu.”Ujar Mira sambil memberikan uangnya pada ibunya.
“Enggak apa – apa nak,segini saja kita harus bersyukur,ini masih cukup kok untuk makan keluarga kita besok.”Ujar sang ibu yang sakit – sakitan.
“Iya,bu.Hidup ini memang kita harus syukuri.”Ujar Mira sambil memeluk ibunya.
“Kamu memang anak yang membuat ibu bangga,nak.”Ujar ibunya sambil memeluk Mira.
Siang itu,Mira sedang berjalan di sebuah pinggiran toko di daerah Blok M,saat itu ia melihat sebuah sneaker warna hitam bermotif tengkorak berwarna putih yang telah lama menjadi impiannya itu yang terpajang di sebuah toko bernama “Shoes” itu.Tapi,sayang sekali harga sneaker itu sangat mahal sekali bagi Mira,harganya sekitar empat ratus ribu rupiah.
“Aku ingin sekali jika aku kuliah nanti,aku bisa memakai sneaker ini.”Batin Mira memandang sneaker itu.
Saat Mira sedang berada di depan toko itu,tiba – tiba saja ada seorang pencopet yang sedang berlari melewatinya sambil dikejar – kejar orang.Mira tak segan – segan langsung mengejar copet itu,menghajar copet itu,dan merebut kembali dompet itu.Setelah suasana sepi,karena pencopet itu lari karena masih dikejar – kejar masa,tak lama kemudian tiba – tiba saja ada seorang cowok datang menghampirinya.
“Thank’s banget yaa,kamu udah nyelamatin dompet aku.”Ujar cowok itu.
“Oh…sama – sama.”Ujar Mira.
“Ini dompetnya,uangnya masih utuh kok.”Sambung Mira mengembalikan dompet itu
Cowok itu melihat isi dompetnya.
“Oh….ya,namaku Rchie.”Ujar cowok yang bernama Richie itu menjulurkan tangannya.
“Mira.”Ujar Mira tersenyum membalas juluran tangan Richie.
Semenjak kejadian itulah Mira berteman dengan Richie,seorang anak pengusaha yang berkuliah di High University sebuah Universitas ternama yang banyak diidam – idamkan orang – orang termasuk Mira.

Siang itu Mira sedang duduk di sebuah halte bus,saat ia sedang duduk sambil menghitung pendapatannya hari ini,tiba – tiba saja ada sebuah mobil BMW hitam yang berhenti di depannya.Sang pemilik mobil tersebut membuka kaca film mobil itu,dan ternyata yang berada di dalam mobil itu ialah Richie.
“Mira ??”Sapa Richie dari dalam mobil.
“Richie ??”Ujar Mira terkejut.
“Mira,aku boleh minta sesuatu sama kamu ?”Ujar Richie dari dalam mobilnya.
“Minta apa ?”Tanya Mira.
“Sekarang kamu masuk ke mobil aku !”Pinta Richie.
Mira masuk ke dalam mobil Richie,dan tiba – tiba saja Richie berhenti di sebuah restoran yang selama ini menjadi langganannya.
“Rich,ini kan restoran mahal.”Ujar Mira sambil melihat – lihat sekeliling restoran itu.
“Udah,aku cuman pengen ajak  kamu makan aja,kok.”Ujar Richie yang saat itu sedang memakai sebuah sneaker berwarna hitam dan putih.

Tak terasa  makanan yang mereka pesan datang dan sekarang saatnya untuk makan.
“Mira,aku perhatikan kamu itu suka sekali memakai sandal jepit itu,memangnya itu sandal jepit kesayangan kamu ya ?”Tanya Richie yang dari kemarin semenjak mereka kenal selalu memperhatikan sandal jepit Mira.
“Ehm….iya,kebetulan sandal jepitku ini,sandal jepitku dari waktu aku kecil.”Ujar Mira.
“Ehm…kalau aku,aku senang sekali memakai sneaker,di rumahku ada dua puluh pasang sneaker.Bagi aku sneaker itu sepatu ternyaman di kaki.”Ujar Richie .
“Wow…!”Ujar Mira takjub.

Keesokan harinya di malam hari,Mira terlihat sangat bahagia sekali saat sedang ingin pulang ke rumah.Sesampainya di rumah ia langsung memberitahukan kabar gembira itu pada keluarganya.
“Ibu !!”Teriak Mira penuh rasa bahagia.
Mira langsung berlari menghampiri ibunya yang sedang mengambil pakaian dari jemuran.
“Lihat bu,hari ini aku dapat uang seratus ribu dari hasil mengamen aku.”Ujar Mira senang sambil menunjukan uangnya.
“Ada apa kak,kok kayaknya kakak terlihat senang ?”Ujar Dita adik Mira yang masih duduk di bangku sekolah dasar, yang tiba – tiba datang menghampiri mereka.
“Hari ini,kakak dapat uang seratus ribu,Ta !”Ujar Mira berbahagia.
“Alhamdulillah,kita hari ini bisa dapat rezeki banyak.”Ujar ibu.
“Semoga saja uang ini bisa kita pakai untuk berobat ibu,untuk ngobatin sakit TBC ibu.”Ujar Mira penuh harapan.
“Iya kak,Mira juga senang sekali.”Ujar Dita yang juga berbahagia.
Beginilah hidup Mira,semenjak ditinggal ayahnya meninggal,ia rela menjadi tulang pungung keluarga.Ia rela mengamen demi melangsungkan hidup keluarganya.Mira seorang anak berprestasi di sekolahnya dari SD sampai SMA sekarang ia selalu mendapat peringkat rangking satu di kelasnya.Ia juga ingin sekali bisa melanjutkan kuliah di High Univerisity,tapi itu hanya bisa menjadi mimpi bagi Mira,karena untuk masuk di High University memerlukan biaya cukup besar,dan hanyalah orang – orang yang berprestasi yang dapat masuk ke Univeritas itu.

Tiga bulan kemudian
Tak terasa Ujian Nasional telah tiba,Mira telah siap mengikuti ujian itu.Ia selalu belajar  di tengah keterbatasan ekonomi untuk mempersiapkan ujian itu.Mira berhasil menjawab seluruh soal yang disajikan,dari mulai pelajaran pertama hingga pelajaran yang terakhir.
“Alhamdulillah,rasanya lega sekali bisa menjawab seluruh soal tadi.”Batin Mira merasa sudah tenang.
Setibanya di rumah,Mira langsung makan siang dengan lauk hanyalah tempe,dan langsung berganti baju bersiap untuk mengamen.Ia pakai sandal jepit  yang selalu menemaninya saat mengamen,dan pamit dengan ibunya.


“Terima kasih ibu,terima kasih bapak.”Ujar Mira pada setiap orang yang memberinya uang saat mengamen di dalam bus.
Mira turun dari bus,karena haus Mira pun membeli sebotol air mineral dingin.
“Allahu akbar…allahu akbar…”Suara adzan waktu sholat dzuhur.
“Wah…udah dzuhur,sekarang aku harus cari musholla atau masjid.”Ujar Mira.
Mira pun beristirahat sejenak dan menjalankan sholat dzuhur di Masjid Al – Akbar.Siang itu Richie yang sedang dalam perjalanan pulang kuliah,singgah sejenak di masjid Al –Akbar untuk menjalankan sholat dzuhur.Ia pun menaruh sneakernya tepat di samping sandal jepit milik Mira.Sesusai sholat setelah keluar dari masjid,Mira melihat ada sebuah sneaker yang berada tepat disamping sandal jepitnya.
“Ehm…rasanya aku kenal sneaker yang terbuat dari bahan celana jeans ini,tapi punya siapa yaa ??”Pikir Mira sambil memandang sneaker itu.
Tanpa berpikir panjang lagi,Mira langsung memakai sandal jepitnya dan pergi meninggalkan masjid itu.

Satu bulan kemudian.
Tak terasa kini saatnya pengumumman hasil ujian diumumkan,jantung Mira terasa sangat berdebar – debar sekali menanti sebuah surat yang menyatakan hasil ujian nasional di rumahnya.Surat itu pun tiba di rumahnya,perlahan – lahan Mira membuka amplop yang berisikan surat itu,dan tak disangka berita bahagia pun tertuju pada Mira.
“Alhamdulillah,akhirnya aku lulus juga.”Ujar Mira penuh sangat bahagia.
Selain berisikan surat kelulusan,ternyata ada sebuah undangan khusus yang tersimpan didalam amplop itu.Undangan itu berisikan undangan acara perpisahan murid,dan pengumuman penerimaan beasiswa yang rencananya akan di gelar besok siang.

Keesokan siangnya,Mira beserta ibu dan adiknya Dita datang kesekolah dan duduk di kursi diantara hadirin yang datang.Selepas acara perpisahan,kini saatnya acara pengumuman penerima beasiswa.Satu per satu ibu kepala sekolah mengumumkan anak yang mendapatkan beasiswa.
“Dan penerima beasiswa untuk High University adalah ???”Ujar Ibu kepala sekolah penuh tanda tanya.
Saat itu semua orang berdebar – debar menanti pernyataan dari kepala sekolah mereka.
“Mira Ariandani.”Ujar ibu kepala sekolah.
“Ibu…ibu…Mira dapat beasiswa ,Bu.”Ujar Mira menangis bahagia sambil memeluk adik dan ibunya.
“Nak,ibu bangga sekali sama kamu,Nak.”Ujar ibu sambil menangis karena bahagia.
“Untuk saudari Mira,silahkan naik keatas panggung.”Ujar Mc diacara itu.
Mira pun naik keatas panggung  untuk menerima beasiswa itu,dan ia pun langsung menyampaikan rasa puji syukurnya kepada Allah SWT didepan para hadirin.


Berita bahwa Mira mendapatkan beasiswa sampai terdengar ketelinga Richie,dan disore harinya Richie datang  ke sebuah halte dikawasan Blok M dimana tempat biasa Mira turun dari bus seusai ia mengamen didalam bus.Tak lama berhentilah sebuah bus tepat di depan halte itu,dan Mira pun turun di halte itu.
“Richie ?”Ujar Mira terkejut.
“Hai,Mir.”Sapa Richie dengan ramah.
“Kamu lagi apa disini ?”Tanya Mira dengan sopan.
“Aku sedang menunggu kamu.”Ujar Richie.
Kemudian mereka pun mengobrol – ngobrol,saat mereka sedang mengobrol tiba – tiba saja perut mereka terasa sangat lapar,Richie pun menengok jam tangannya ternyata waktu sudah menunjukan waktu makan siang.Richie mengajak Mira makan siang,Mira menunjukan sebuah tempat Mie ayam yang enak dan murah harganya,mie ayam itu berada di pinggir jalan dan hanya menggunakan gerobak biasa,mereka pun makan siang dengan mie ayam itu di pinggir jalan.
“Jujur ini baru pertama kalinya,aku makan mie ayam di pinggir jalan seperti ini.”Ujar Richie sambil mengaduk Mie ayamnya dengan sumpit.
“Kalau aku sih sudah hampir setiap hari makan mie ayam disini,udah rasanya enak terus murah lagi harganya.”Ujar Mira sambil menyuap mie ayam itu dengan sumpit.
“Ehm…iya,enak.”Ujar Richie sambil menyuap mie ayam itu dengan sumpit.
Saat mereka sedang asik mengobrol sambil  makan mie ayam,secara tidak sengaja Mira melihat sneaker yang dikenakan Richie,ia berfikir sneaker itu sama persis dengan sneaker yang ia lihat di masjid.
“Richie,apa beberapa hari yang lalu kamu pernah sholat di masjid Al – Akbar ?”Tanya Mira dengan ramah.
“Ehm…iya,kok kamu bisa tau ?”Ujar Richie menanyai balik.
“Aku tau dari sneaker kamu.”Ujar Mira tersenyum.
“Kok,kamu enggak bilang sama aku sih,kalau kamu itu lagi sholat di situ,kan kita bisa ketemuan.”Ujar Richie membalas senyuman Mira.
“Ya,gimana yaa,tapi yang penting sekarang kita udah ketemu kan !”Ujar Mira penuh canda.
“Ya,sih.Aku senang banget bisa ketemu sama kamu.”Ujar Richie tersenyum manis.

Dua hari kemudian
Sore itu,Richie pergi ke toko Shoes seorang diri.Ia membeli sebuah sneaker di toko itu,dan sneaker yang ia beli itu adalah sneaker berwarna hitam dengan motif tengkorak berwarna putih.Ia langsung membayar sneaker itu dengan uang cash saat itu juga.

Siang itu Mira memecahkan celengan ayamnya di kamar,ia pun menghitung rupiah demi rupiah tabungannya.Pas ia hitung ternyata tabungannya telah mencapai empat ratus ribu rupiah,ia nampak senang sekali.Beberapa menit kemudian ia berganti baju,dan langsung pergi menuju toko shoes dengan membawa uang hasil tabungannya.Setibanya di sana,ia sangat terkejut bahwa sepatu itu sudah tidak terpajang di toko itu,ia pun masuk ke toko itu dan bertanya pada salah seorang pelayan di toko itu.
“Maaf,mbak sepatu yang kemarin di pajang di situ masih ada ?”Tanya Mira.
“Oh…maaf,mbak sepatu itu hanya ada satu pasang saja,dan kemarin sepatu itu telah dibeli orang kemarin.”Ujar pelayan toko itu.
“Oh…kalau begitu terima kasih,mbak.”Ujar Mira dengan wajah kecewa.
Mira keluar dari toko itu dengan wajah kecewa,namun ia tetap sabar pikir Mira mungkin ini bukan rezeki untuknya,meskipun ia akan segera mengikuti ospek tiga hari lagi.
“Sandal jepit,mungkin besok kuliah aku akan pakai kamu lagi.”Ujar Mira saat sedang berada depan teras rumahnya yang terbuat dari anyaman bambu sambil memandang sepasang sandal jepitnya.

Tiga hari kemudian.
Mira terlihat sedang berbaris di bawah terik matahari bersama anak – anak lain yang mengikuti ospek.Saat ia sedang berbaris,tiba – tiba saja ia melihat Richie yang menjadi seniornya saat itu ,sedang berjalan dengan mengenakan sneaker bermotif tengkorak yang selama ini ia inginkan.
“Oh…ternyata Richie yang membeli sneaker itu.”Batin Mira.

Beberapa hari kemudian,setelah ospek itu selesai,Richie mengajak Mira dinner disebuah tempat yang telah di pesan oleh Richie.Mira sangat terkejut sekali dan dengan senang hati ia menerima ajakan dinner Richie.Richie memberikan sebuah gaun merah dan sepasang sepatu highheels  berwarna merah untuk di kenakan saat mereka dinner,dan ia juga telah mempersiapkan seorang make up artist untuk merias wajah Mira,karena Mira seorang gadis tomboy yang tidak pandai berdandan.Malam itu,Mira terlihat sangat cantik sekali,rambut panjang yang terurai dan balutan gaun berwarna merah yang menutupi tubuhnya,dengan sepasang highheels cantik berwarna merah yang menghiasi sepasang kakinya yang cantik.
“Mir,malam ini kamu terlihat cantik sekali.”Ujar Richie memuji.
“Terima kasih.”Ujar Mira tersenyum malu.
“Oh…iya,aku punya sesuatu buat kamu.”Ujar Richie mengambil sebuah kotak yang telah terbungkus rapih.
“Apa ?”Tanya Mira penasaran.
“Ini ,coba kamu buka.”Ujar Richie memberikan kotak itu.
Perlahan – lahan Mira membuka kotak itu,Mira sangat terkejut sekali saat ia melihat isi kotak itu adalah sneaker yang selama ini ia inginkan.
“ini  bukannya sneaker punya kamu ?”Ujar Mira.
“Sneaker yang kemarin aku pakai itu,sneaker yang aku beli di luar negeri,dan sneaker yang aku beri ke kamu ini,sneaker yang aku beli di toko shoes waktu itu,karena aku tahu kamu sangat menginginkan sneaker itu.”Ujar Richie dengan jelas.
“Oh…ternyata kamu toh,yang membeli sneaker itu.Terus kok kamu bisa tahu aku ingin sekali sneaker ini ?”Tanya Mira bercanda.
“Ya,taulah diam-diam aku kan suka ngikutin kamu,dan memperhatikan kamu,makanya aku tahu masjid tempat kamu sholat,dan halte tempat kamu turun dari bus.”Ujar Richie penuh canda.
“Terus,kenapa kamu suka ngikutin aku dan memperhatikan aku?”Tanya Mira.
“Ya,karena semenjak aku kenal sama kamu,kamu itu orangnya beda,kamu itu orangnya baik,dan kamu juga rela berkorban demi keluarga kamu,maka dari itu kamu mau enggak jadi pacar aku ?”Ujar Richie keceplosan.
“Apa?tadi kamu bilang,aku mau enggak jadi pacar kamu.”Ujar Mira sangat terkejut.
“Aduuuhh….!!! Aku keceplosan lagi,tapi enggak apa – apa deh,terus gimana jawabannya.”Ujar Richie mulai serius.
“Ehm…jawabannya……Ehm…..jawabannya….”Ujar Mira sambil senyum – senyum.
“Gimana jawabannya ?”Ujar Richie dengan jantung berdebar.
“Jawabannya,dengan senang hati aku mau jadi pacar kamu.”Ujar Mira tersenyum manis.

Keesokan harinya,mereka datang ke kampus kompak dengan memakai sneaker yang sama.Semua teman – teman mereka di kampus langsung meledek-ledeki mereka.
“Richie,terima kasih banyak yaa sneakernya,aku senang sekali sama sneaker ini.”Ujar Mira dengan ramah.
“Sama – sama sayang,aku juga senang melihat kamu bisa memakai sneaker ini.”Ujar Richie sambil memeluk Mira.
Meskipun sekarang Mira telah kuliah,Mira tetap tidak berhenti mengamen,sepulang kuliah ia berganti baju dan mulai mengamen dengan sandal jepitnya,dan Richie selalu ikut mengamen menemani Mira setiap hari.

Malam itu sepulang mengamen Mira menaruh sneaker dan sandal jepitnya secara bersebelahan di rak sepatu.
“Sneaker kamu adalah sepatu impianku selama ini,dan kamu akan kupakai saat aku mulai kuliah hingga aku pulang kuliah.Dan kamu sandal jepit,kamu merupakan barang yang sangat berjasa bagiku,kamu selalu menemaniku disaat aku sedang mencari uang di bawah panasnya terik matahari,dan kamu akan aku pakai di saat aku mengamen.”Ujar Mira memandang kedua barang kesayangannya itu.

Lima Tahun kemudian
Setelah di wisuda sebagai sarjanah hukum,Mira pun menikah dengan Richie dan di karuniai dua orang anak yang cantik dan tampan.Kini Mira bukanlah seorang pengamen yang mengadu nasib di jalanan.Kini ia telah menjadi seseorang yang mengadu nasib di dunia hukum,yaitu pengacara.Berkat perjuangannya ia telah berhasil mensejahterakan adik dan ibunya,ibunya kini telah sembuh dari penyakit TBC,dan adiknya telah berhasil ia sekolahkan sampai ke perguruan tinggi.Ia juga tidak lupa pada sandal jepit yang menemaninya saat mengamen,dan sneaker yang selalu menemaninya saat menuntut ilmu di perguruan tinggi .Dan ia pun masih menyimpan rapih kedua barang tersebut di dalam sebuah kotak ,yang ia taruh di dalam sebuah lemari di kamarnya.Bagi Mira,hidup itu penuh perjuangan jika kita menginginkan sesuatu,dan baginya hidup itu harus kita syukuri.



-    SELESAI -
Oleh : Annisa Damayanti



Lovin Luna
Gadis tomboy yang sedang asik Climbing itu bernama Luna.Climbing memang menjadi hobi gadis berusia 12 tahun ini.Begitu juga dengan Lova,seorang anak laki – laki yang selama ini mewarnai hari – hari Luna dengan penuh kegembiraan.Suatu hari Luna berserta kedua orang tuanya memutuskan pindah ke luar negeri,dan hari itu menjadi hari yang sangat menyedihkan bagi Luna dan Lova.
            Lima tahun kemudian,Luna memutuskan untuk pulang ke Jakarta,
Dan ia akan melanjutkan sekolah SMAnya di Jakarta.Rencananya pagi itu  di bandara Luna akan di jemput oleh Ifath kakaknya Luna.Berhubung Ifath ada acara yang sangat penting baginya,akhirnya Ifath pun menunjuk sahabatnya yang bernama Vino untuk menjemput Luna.Luna sangat tidak menyangka bahwa ia di jemput oleh Vino,orang yang selama ini sama sekali tidak pernah ia kenal.
“Siapa Lo ?jemput – jemput gue !!”Tanya Luna dengan juteks.
“Gue Vino , temannya Ifath.”Ujar Vino
Vino pun menjelaskan semuanya pada Luna,Luna pun mengerti setelah mendengarkan seluruh penjelasan Vino,lalu mereka berdua pun langsung bertolak ke tempat  parkir mobil.
            Vino membelokan stir mobilnya ke sebuah studio musik yang
Bernama musical,di studio musik itulah The Lovin atau band yang terdiri dari Vino sebagai vokal,Ifath sebagai gittaris,Chicko sebagai bassist,dan Lova sebagai drummer.Siang itu The Lovin sedang berlatih di depan Luna,dan siang itu The Lovin berlatih tanpa kehadiran Lova sang drummer yang kebetulan tidak bisa hadir pada latihan saat itu.
“Ko,drummernya siapa sih?kok,dia enggak datang ?”Tanya Luna.
“Maksudya Lova,hari ini kebetulan dia lagi ada acara keluarga.”Jelas Chicko.
Malam itu Luna beserta keluarganya sedang duduk berkumpul di ruang keluarga,mereka semua sedang membicarakan tentang sekolah Luna di Jakarta.Rencananya Luna ingin sekolah di SMA Citra Bangsa,sekolah terunggul di Jakarta.
            Dua hari kemudian,pagi itu Luna sedang berjalan di koridor SMA Citra Bangsa sekolah barunya,kedua matanya tertuju pada setiap sudut sekolah sambil mencari ruang kelas 3 IPA 1.Dari kejauhan dari dalam kelas 3 IPA 1 Lova melihat Luna yang sedang mencari kelas 3 IPA 1.Sampailah Luna bertemu dengan seorang ibu guru yang akan masuk ke dalam kelas tersebut.
“Maaf,Bu saya murid baru di sini,saya mau Tanya kelas 3 IPA 1 di mana ya,Bu ?”Tanya Luna.
“Oh…kalau begitu silahkan masuk,ini kelas yang kamu cari.”Jawab Ibu guru itu dengan ramah.
Luna melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas 3 IPA 1,di sana ia memperkenalkan dirinya pada semua murid kelas 3 IPA 1.Seusai memperkanalkan dirinya, Ibu guru pun mempersilahkan Luna duduk satu bangku dengan Indira,karena kebetulan Indira duduk sendiri.
            “Teng…Teng…Teng….”Bel tanda pulang pun berbunyi.Luna dan
Indira keluar dari dalam kelas mereka.Di saat mereka berdua sedang berjalan bersama dan di saat sekolah telah sepi dari murid – murid,diam – diam ada tiga pasang mata yang sedang mengintai mereka berdua,mereka sedang mengintai itu ialah Lolita,Vera,dan Via yang tergabung dalam sebuah genk ternama di sekolahnya Luna.Tak lama kemudian mereka bertiga mendatangi Luna dan Indira.Mereka menyapa Luna dengan kasar,perlakuan mereka berdua ini membuat Luna menjadi kesal yang akhirnya membentak mereka bertiga.Indira telah berusaha untuk menenangkan Luna tapi tak berhasil,alhasil Luna bertengkar saling pukul – memukul dengan mereka bertiga.Luna kalah dalam pertengkaran itu wajah penuh dengan luka memar,begitu juga dengan tubuhnya.Indira pun berteriak minta tolong sambil memeluk Luna.Sore itu Lova masih ada di sekolahnya,ia sedang berada di tempat parkir motor.Ia segera memakai helm,naik ke motor besarnya lalu menancapkan gas keluar dari tempat parkir motor.Saat ia sedang mengendarai motor besarnya,ia melihat dan mendenga Indira yang sedang berteriak minta tolong.
“Tolong…Tolong…”Teriak Indira panik.
Lova langsung menghentikan motornya,dan melepas helmnya.Lova langsung menghampiri Luna dan Indira.
“Indira ??apa yang terjadi ?”Tanya Lova panik.
“Please…!!Lo,bantuin gue nolong Luna !”Ujar Indira yang sanga panik.
“Oke,kalau begitu lebih baik sekarang elo pulang,biar gue bawa dia ke rumah sakit terdekat.”Ujar Lova.
Lova pun membawa Luna ke sebuah rumah sakit,di rumah sakit itu Luna langsung diobati.Langit pun sudah gelap,kedua orang tua Luna dan Ifath sampai di depan lobby rumah sakit,sesampainya di rumah sakit mereka semua langsung menemui Luna yang sedang terbaring di dalam kamar rawat inap.Setelah ia siuman,Luna langsung mencari Lova,dan menanyakan Lova pada seorang perawat,tetapi perawat itu bilang bahwa Lova sudah pergi sejak tadi.Ifath dan kedua orang tuanya pun sangat bahagia karena Luna sudah siuman.Luna pun di rawat selama tiga hari,di hari kedua Indira datang menjenguk Luna,ia membawakan Luna buah – buahan,saat itu Indira memberitahukan pada Luna bahwa Lolita,Vera dan Via telah di tangkap polisi dan di keluarkan dari sekolah karena kasus narkoba,berita ini membuat Luna lega.
            Dua hari kemudian,Luna sudah kembali masuk sekolah
Pagi itu Luna bertekad ingin menemui Lova.sepuluh menit sebelum bel berbunyi
Luna menghampiri Lova yang sedang duduk di bangkunya sambil membaca buku.
“Hai…”Sapa Luna.
“Terima kasih banyak yaa,yang kemarin.”Ujar Luna dengan ramah.
“Oh…sama – sama.”Ujar Lova yang tetap saja cuek.
“Oh…ya,namaku Luna.”Ujar Luna menjulurkan tangannya.
Lova terkejut saat mendengar nama Luna. “Luna…Luna….Luna…”gumamnya dalam hati.
“Lova.”Ucap Lova sambil berjabat tangan dengan Luna.
Setelah bel tanda pulang berbunyi,tiba – tiba saja telepon selular Luna bordering sangat nyaring.Luna pun langsung mengangkat telepon dari Ifath yang memberitahukan bahwa sore ini ia tidak bisa menjemput Luna,dan Luna akan di jemput oleh Vino.Sore itu Luna dan Vino menuju ke  Musical studio,nampaknya seluruh personil telah berkumpul di studio itu,kecuali Lova.
“Luna,kamu di mana?aku pengin banget kita bisa bertemu lagi,dan bersatu lagi,di sekolah ada anak baru yang bernama Luna,dia bergitu baik padaku,dia mirip sekali denganmu,tapi aku enggak tahu siapa dia sebenarnya,tapi entahlah kenapa jantungku terasa amat sangat berdebar – debar saat dia berada dekat denganku.”Batin Lova sambil mengendarai motornya.

“Kak,kakak pernah bertemu dengan Lova ?”Tanya Luna saat sedang duduk berdua di luar studio di samping Ifath.Ifath pun menjawab pertanyaan Luna,ia menjawab bahwa ia pernah bertemu dengan Lova,dan ia juga menjawab bahwa Lova tergabung dalam sebuah band besar di Indonesia,tapi ia merahasiakan nama band itu dari Luna.Tak lama kemudian Chicko mendatangi Ifath dan Luna,dan memberitahukan bahwa Lova sudah datang.Sore itu Luna sangat terkejut saat ia melihat Lova,begitu juga dengan Lova.Ifath langsung memperkenalkan Luna kepada Lova,Lova sangat terkejut bahwa Luna ialah adiknya Ifath,begitu juga dengan Luna ia juga sangat terkejut saat ia mendengarkan penjelasan dari Ifath bahwa Lova ini adalah Lova yang selama ini Luna rindukan.Semenjak pertemuan itulah mereka berdua bersatu kembali,dan merajut jalinan cinta mereka yang terputus cukup lama,kemana pun mereka pergi,mereka selalu bersama pulang sekolah bersama,jalan – jalan bersama,dan mereka pun selalu menunjukan kemesraan mereka,termasuk saat Lova sedang latihan bersama The Lovin.Tapi di balik itu semua Vino merasa kecewa karena sebenarnya ia sangat mencintai dan menyayangi Luna.Hari itu kedua orang tua Luna tiba di Indonesia,dan malam itu Luna beserta keluarganya berkumpul di ruang makan.
“Oh…ya,Lun,kamu sudah bertemu dengan Vino ?”Tanya mamanya Luna.
“Iya,Mah aku sudah bertemu dengan Vino ?”Jawab Luna sambil menyantap sepiring spaghetti.
“Menurut kamu dia gimana ?”Tanya Mamanya Luna.
“Dia baik kok,Mah.”Jawabnya singkat.
Mamanya Luna sangat setuju apabila Luna bersama Vino,tapi bagi Luna hubungannya sama Vino hanyalah sekedar pertemanan biasa dan tidak bisa lebih dari itu.

Lima bulan setelah kelulusannya dari SMA Citra Bangsa,Lova beserta bandnya The Lovin menggelar sebuah konser besar di Jakarta,banyak sekali penonton yang berdatangan, tanpa terkecuali Luna dan Indira sahabatnya.Malam itu mereka membawakan beberapa lagu andalan mereka,dan konser pada malam itupun berjalan sangat sukses.
“Lova,kita pulang bareng yuk !!!”Ajak Luna dengan ramah seusai konser saat sedang berada di balik panggung.
“Maafin aku Luna,aku enggak bisa pulang bareng sama kamu,karena aku masih banyak urusan.”Ucap  Lova sambil membereskan alat – alat musik.
“Lagi pula udah jam sebelas malam,lebih baik kamu pulang aja sama Indira.”Ucap Lova sambil melihat jam tangannya.
Luna pun merasa kesal dengan Lova,ia pun pulang bersama Indira tanpa pamit sama Lova.Lova tahu ia salah,karena ia telah membuat Luna kesal,tapi sebenarnya ia terpaksa melakukan ini karena demi kebaikan Luna juga.Malam itu tepat pada pukul 1.00,Lova mengendarai motornya sendirian di jalan raya dengan kecepatan tinggi,tiba – tiba saja saat sedang mengendarai motor Lova merasa pusing dan kepalanya pun terasa sakit yang amat sangat,saat ia sedang merasakan pusing yang amat sangat tiba – tiba saja ia melihat sebuah mobil yang berada tepat di depannya.

“kring…kring…”telepon yang berada di kamar Luna berdering sangat nyaring.
Saat itu Luna sudah tertidur pulas,mendengar telepon yang ada di sampingnya berdering sangat nyaring,Luna pun langsung terbangun dan mengankat telepon tersebut.
“Hallo…”
“Apa ??? Lova ???”Ucap Luna sangat terkejut.
Saat itu juga Luna langsung menelepon Vino,dan memintanya untuk menemaninya ke rumah Lova saat itu juga.
Sesampainya di rumah Lova,di rumah itu Luna dan Vino hanya melihat Mamanya Lova seorang yang sedang duduk menangis di ruang keluarga.Saat itu juga Luna langsung menanyakan apa yang terjadi pada Mamanya Lova,tetapi Mamanya Lova hanya menangis,dan hanya memberikan sebuah kertas yang bertuliskan alamat sebuah rumah sakit.Saat itu juga Vino,Luna beserta Mamanya Lova berangkat ke rumah sakit tersebut.Sesampainya di kamar tempat Lova di rawat,Luna melihat Chicko,Ifath dan Indira yang terlihat sangat sedih,di sana ia juga melihat para perawat yang sedang menutupi jasad Lova dengan selembar kain putih.Air mata menetes membasahi wajah Luna,ia merasa tidak percaya dengan semua ini.
“Kak,apa yang terjadi dengan Lova ???”Tanya Luna sangat panik.
Ifath pun memeluk Luna erat – erat,dan berusaha menenangkan Luna.Langkah demi langkah Luna berjalan mendekati Lova.Secara perlahan – lahan Luna membuka kain putih itu.Saat itu Luna melihat Lova  terbaring kaku di tempat tidur yang sudah tinggal jasadnya saja.Luna merasa sangat terpukul dengan kepergian Lova.Luna pun menyandarkan kepalanya pada dada Vino,pada saat itu juga Vino dan Indira mencoba untuk menenangkan Luna.Pagi harinya Lova pun di makamkan,semuanya Nampak berkumpul di pemakaman itu termasuk Luna,teman – teman band Lova dan keluarganya Lova.

Satu bulan setelah kepergian Lova,Luna menjadi tidak bersemangat untuk hidup dan bangkit kembali,sudah dua minggu ia tidak masuk kuliah,dan hal – hal yang selama ini belum pernah ia kerjakan  pun ia kerjakan seperti mencuci baju,mengepel lantai dan sebagainya.Selama ini Vino telah berusaha sekuat tenaga untuk membuat Luna bangkit kembai,dan tersenyum lagi seperti dulu,karena sebenarnya ia sangat mencintai Luna.Siang itu Indira datang dan menemui Luna di kamarnya.
“Ya…ampun Lun,kenapa sih elo jadi begini???Luna elo harus bangkit,elo enggak boleh sedih yang berkepanjangan,udah dua minggu elo enggak kuliah,kalau begini terus elo akan rugi,elo harus bangkit,Lun.”Ucap Indira menasihati Luna.
“Gue bisa bangkit dan kembali seperti dulu,kalau ada seseorang yang bisa mengembalikan gue seperti dulu.”Ucap Luna singkat sambil tiduran memeluk guling.
Malam itu di tepi kolam renang yang berada di dalam rumah,terlihat Luna yang sedang duduk menyendiri,wajah terlihat murung tidak seperti saat – saat  ia masih bersama Lova.Di saat Luna sedang duduk sendirian di tepi kolam renang,Vino datang ke rumah Luna sambil membawa sekotak kue tart,malam itu keadaan rumah sunyi sepi  dan hanya bibik Sri pembantu di rumah Luna yang menyambut Vino di depan pintu.
“Happy Birthday to you….Happy Birthday to you…”Terdengar suara nyanyian dari belakang Luna.
“Vino ???”Sapa Luna.
Terlihat Vino berjalan menghampiri Luna sambil membawa kue tart yang bertuliskan “Happy Birthday Luna”dan tertancapkan angka 19.
“Vino,siapa yang ulang tahun ?”Tanya Luna.
“Masa kamu enggak tahu sih,hari ini siapa yang berulang tahun.”Ucap Vino.
“Yaaa…ampun,gue lupa kalau hari ini gue ulang tahun yang ke sebilan belas,kok elo inget aja siihh ?”Ucap Luna sambil memukulkan kepalanya.
“Gue inget kok ulang tahun elo,udah sekarang tiup aja dulu lilinnya !”Ucap Vino.
Malam itu Luna merasa sangat bahagia sekali,dan malam itu Vino dan Luna pun bersama – sama memakan kue itu berdua.Sebenarnya malam itu Vino selain ingin memberikan surprised buat Luna,ia juga ingin menyatakan cintanya,tetapi ia merasa sulit untuk mengatakannya sekarang.Beberapa kali ia ingin mengatakannya pada Luna,ia selalu tidak jadi.Maka dari itu ia hanya menuliskan perasaannya itu di atas lembaran – lembaran kertas buku diarynya.

Satu minggu kemudian
Di kamarnya Vino terlihat sedang sibuk memasukan baju – bajunya dan seluruh barang - barangnya ke dalam koper,hari ini Vino memutuskan pergi ke Bali seorang diri,ia memutuskan pergi ke Bali,karena ia ingin refreshing selagi The Lovin sedang tidak exist lagi,karena tidak ada sang drummer yang selama ini menjadi pendukung dalam setiap penampilan mereka di atas panggung.Pesawat yang di tumpangi Vino pun mendarat di atas landasan bandara Ngurah Rai,sesampainya di sana Vino langsung check in di Hotel Cendrawasih,ia pun mendapatkan kunci kamar bernomor 314.Entah sampai kapan Vino berada di Bali.
“Tok…Tok..Tok…”Suara Luna mengetuk pintu rumah Vino.
Pagi itu Luna hanya  di sambut oleh pembantu Vino,karena pada hari itu tidak ada orang di rumah kecuali pembantunya Vino.Luna pun menanyakan di mana Vino,dan pembantu itu hanya menjawab Vino sedang pergi keluar kota tetapi tidak memberitahukan Luna kemana Vino pergi.Pembantu itu pun pergi ke dapur meninggalkan Luna di ruang tamu sendirian untuk mengambil segelas air untuk Luna.Luna pun berjalan sendirian mengelilingi  setiap ruangan yang ada di rumah Vino,hingga sampailah ia pada kamar Vino.Luna pun masuk ke dalam kamar Vino,kedua matanya pun tertuju pada setiap sudut kamar Vino.Di kamar itu Luna melihat seluruh barang – barang yang di pajang oleh Vino,dari buku – buku sampai foto – foto masa kecil Vino sampai Vino yang sekarang.Saat Luna berada di kamar Vino,ia melihat buku diary milik Vino yang berada di atas meja belajarnya Vino.Ia pun membaca seluruh isi buku diary itu,air matanya menetes saat ia membaca seluruh isi diary itu,ia baru menyadari bahwa selama ini ada seseorang yang menyayanginya,mencintainya dan memperhatikannya.

Pagi itu Vino berjalan keluar dari lobby hotel sambil membawa selancar kesayangannya.Vino pun berangkat menuju pantai Kuta,di sana ia menyalurkan hobinya berselancar yang selama ini sudah lama sekali tidak ia lakukan.Pagi itu Vino terlihat handal sekali dalam menantang ombak.Sore itu selepas mandi,saat keluar dari kamar mandi,tiba – tiba saja Luna melihat sebuah amplop berwarna putih di atas meja riasnya,ia pun membuka amplop tersebut,dan ternyata amplop tersebut berisi sebuah tiket pesawat dengan kota tujuan Bali.
“Tiket ke Bali ?”Gumam Luna.
“Gimana kamu senang dengan tiket tujuan ke Bali itu.”Suara seseorang yang terdengar dari belakang Luna.
“Kak Ifath ???”Sapa Luna dengan senyuman.
Ifath pun berjalan kearah Luna dan bilang pada  Luna,bahwa ia sengaja membeli tiket pesawat itu untuk Luna,karena Ifath tahu Luna ingin sekali berlibur ke Bali sendirian tanpa keluarga.Selain membelikan tiket pulang pergi untuk Luna,Ifath juga sudah memesankan hotel untuk Luna menginap selama di Bali,dan uang saku untuk Luna.
“Kak,terima kasih banyak ya kak,Luna senang banget.”Ucap Luna sambil memeluk Ifath erat – erat.
“Kalau boleh tahu,kenapa sih akhir – akhir ini kamu ingin sekali pergi ke Bali ?”Tanya Ifath penasaran.
“Karena aku ingin melupakan Lova,dan membuka lembaran baru lagi.”Ucap Luna.
“Ya…sudah sekarang kamu rapih – rapihin barang – barang yang akan kamu bawa besok,karena besok malam pesawatnya take off.”Perintah Ifath.

Malam itu sampailah Luna di Bali,sesampainya di Bali ia langsung menuju hotel yang sudah di pesan kakaknya yaitu Hotel Cendrawasih,Luna pun mendapatkan kunci kamar bernomor 315,karena sudah larut malam sesampainya di kamar Luna pun langsung tidur dengan lelapnya.Keesokan paginya terlihat Vino sedang duduk di dalam restaurant yang ada di hotel tersebut,nampaknya ia sedang merindukan seorang. “Luna,kamu lagi ngapain yaa ?aku kangen banget sama kamu.”Batin Vino.

Pagi itu Luna keluar dari kamarnya,dan berjalan menuju restaurant untuk sarapan pagi.Luna pun mengambil menu sarapan dan segelas orange juice yang di sediakan  oleh pihak Hotel.Selepas sarapan pagi Luna langsung menuju pantai Kuta,di sana ia berjemur sambil menikmati segelas lemon tea.Lain hal dengan Vino,ia pergi pantai Kuta untuk berolah raga diving sambil menikmati pemandangan dalam laut.Selama di Bali Luna dan Vino berjalan – jalan ke beberapa tempat yang ada di Bali,seperti ke daerah Sukowati,Kuta,Sanur,Legian,dan Nusa Dua untuk berwisata.

Tujuh hari kemudian
Luna sedang berjalan di depan daerah pertokoan,begitu juga dengan Vino yang sedang berada di daerah yang sama dengan Luna.Saat itu kebetulan Vino berjalan sekitar 50 meter di belakang Luna.Saat itu Luna terlihat membawa dua tas belanjaannya,ia terlihat akan menyebrang jalan,saat itu ia tidak melihat bahwa ada mobil yang melaju kencang dari arah kiri,saat itu juga Vino melihat ada seorang wanita yang akan menyebrang jalan,saat akan menyebrang jalan tiba – tiba saja ada seseorang yang menariknya dari belakang dan berteriak “ AWAS !!!”ketika menoleh kebelakang ternyata orang tersebut adalah Vino, air mata bahagia langsung menetes membasahi wajah Luna,Vino merasa tidak menyangka bahwa orang yang ia tolong itu adalah Luna.Di saat itu juga Luna dan Vino langsung berpelukan.
“Luna,aku cinta dan sayang sama kamu ?”Ucap Vino terbata – bata.
“Aku sudah  tahu semuanya soal ini,aku juga sayang dan cinta sama kamu.”Ucap Luna.
“Jadi kamu sudah tahu semuanya ??”Tanya Vino.
“Ya,maka dari itu aku juga sayang dan cinta banget sama kamu.”Ucap Luna dengan senyum manisnya.
Vino pun memeluk Luna erat – erat sambil berputar – putar,raut wajah mereka berdua terlihat sangat bahagia.Semenjak pertemuan itulah yang membuat mereka bersatu.Selama di Bali mereka berdua berjalan – jalan bersama dan melakukan semua aktivitas bersama,seperti diving,surfing dan bermain wahana Flyingfish dan banana boats.
“Oh…ya,Vino ada yang mau aku kasih tahu ke kamu ?”Ucap Luna yang membuat Vino penasaran.
“Wahhh…apaah tuh ?”Tanya Vino penasaran.
“The Lovin bakal exist lagi Lho…”Ucap Luna penuh senyuman ceria.
“Memangnya siapa yang menjadi pengganti Lova ?”Tanya Vino penasaran.
“Ehm…Ehm….Ehm…Aku yang akan menjadi pengganti Lova.”Jelas Luna dengan senyum manisnya.
Vino pun amat sangat senang mendengar Luna bergabung The Lovin.Dua minggu sudah mereka berdua berada di pulau Dewata itu,kini saatnya mereka pulang ke Jakarta,karena band mereka akan menggelar sebuah konser besar di Jakarta.Setibanya di Jakarta,setibanya mereka di rumah Luna langit sudah gelap,saat mereka berdua masuk ke dalam rumah Luna,mereka lihat kondisi rumah Luna sepi sekali dan gelap.Batin mereka pun bertanya – tanya mengapa tidak ada orang dan gelap sekali,dan tiba – tiba saja lampu pun menyala dan…..
“SURPRISED !!!”ternyata ini semua ulah dari teman – teman dan kedua orang tua mereka yang ingin membuat kejutan untuk mereka berdua.
“Kalian berdua cocok banget !!!”Ucap Indira
“Om,tante,kapan nih mereka berdua duduk di pelaminan ?”Tanya Chicko penuh canda.
“Kalau bisa sih secepatnya hehehe….”Ucap Mamanya Luna bercanda juga.
“Mamah,apaan sih…”Ucap Luna sedikit juteks.Tiga hari kemudian,Malam itu The Lovin akan menggelar konser besarnya,seluruh tiket habis terjual.Konser malam itu pun berjalan sukses,seluruh personil nampak bahagia dengan kesuksesan konser mereka,termasuk Luna dan Indira.
“Teman ini sepuluh amplop tawaran konser untuk kalian !!!”Ucap Indira sambil menaruh amplop itu di meja di depan personil – personil The Lovin.
“Akhirnya,The Lovin exist lagi….!!!”Teriak Luna penuh perasaan bahagia.


_*Tamat*_








 Oleh : Annisa Damayanti


Bioskop 1939

“gimana dengan pembangunan bioskop yang telah kita rancang itu ?”Ujar pria gendut itu sambil menghirup sebatang cerutunya.
“pokoknya beress boss,rumah mewah yang bekas terbakar itu sudah di rapihkan.”Ujar Fred,anak buah Mr.Ted.
“pokoknya  saya jamin kita akan meraih kesuksesan dari bioskop yang kita bangun ini,hehehehe…”Ujar Mr.Ted sambil menghirup cerutunya.

Perlahan – lahan bioskop itu mulai di bangun,dan beberapa bulan kemudian  bioskop itu pun berdiri megah di sebuah kota kecil yang di kenal dengan sebutan Mastercitydan bioskop itu pun diberi nama 1939 theater,karena bioskop itu berdiri pada 1 Januari 1939,yang berada di selatan Los Angeles.Semua penduduk di kota itu sangat senang dengan berdirinya bioskop itu.Tapi,lain halnya dengan Clara gadis belia mantan penghuni rumah yang terbakar,yang sebelumnya berdiri di tanah dimana bioskop itu berdiri.

SATU TAHUN KEMUDIAN

Sudah satu tahun bioskop itu berdiri,selama satu tahun ini banyak sekali kejadian – kejadian aneh yang terjadi di bioskop itu,misalnya banyak sekali pengunjung atau pegawai yang tewas di bioskop itu secara tidak wajar,dan jasad – jasad mereka pun di temukan dalam keadaan yang sangat mengenaskan.Satu bulan kemudian,Mr.Ted datang ke bioskop itu,dan saat Mr.Ted sedang sendirian mencuci tangannya di wastafel di toilet,tiba –tiba saja  dari belakang munculah seorang pria dengan kondisi tubuh penuh luka dan darah,dan kondisi pakaian yang penuh dengan robek datang menghampiri sambil membawa sebilah kapak.Pria itu langsung memukul Mr.Ted dengan kapaknya hingga Mr.Ted terjatuh,dan Pria it uterus menerus mengkapaki Mr.Ted hingga Mr.Ted tewas dengan kondisi tubuh yang terpotong – potong.
Beberapa bulan kemudian bioskop itu pun ditutup karena tidak ada pengunjung dan banyak sekali kasus – kasus yang menimpa perusahaan pengelola bioskop itu.Begitu juga dengan kota Mastercity yang menjadi kota mati,karena  banyak penduduknya yang tewas dalam perang dunia dan melakukan imigrasi keluar negeri.

TUJUH PULUH TAHUN KEMUDIAN
Sara,John,Martin,Kessie,dan Jeff adalah seorang mahasiswa berasal dari los Angeles yang akan pergi ke kota Mastercity untuk mencari tahu mengenai kota Mastercity,dan rencananya mereka akan bermalam di kota itu.
“BREMM…BREMMM….”Sara sedang menyiapkan mobil.
“Laptop,kopper – kopper,makanan,minuman ,dan radio semuanya di taruh di sini.”Ujar John sedang menaruh barang – barang keperluan mereka di bagasi belakang.
“Come on guys,let’s we go !!”Ujar Jeff yang sudah berada di dalam mobil.
Mereka menempuh perjalanan selama 7 jam dari Los Angeles dengan perjalanan darat.Sesampainya di sana langit sudah gelap,sehingga mereka harus mencari tempat istirahat.Saat sedang mencari tempat untuk beristirahat tiba – tiba  saja mobil mereka hampir menabrak sebuah tembok besar yang tidak terlihat karena tidak ada lampu satu pun di tembok itu.
“Ciiiiiiittttttt…..”Mobil yang mereka tumpangi ngerem mendadak.
“Hey….lihat,ada sebuah gedung besar !!”Ujar Jeff yang langsung keluar dari mobil.
Satu persatu dari mereka keluar dari mobil,dan melihat gedung itu.
“Wow….gedung yang sangat megah.”Gumam Kesie.
“ 1939 theater.”Gumam saat melihat sebuah baliho besar yang terpajang didepan gedung itu.
“Coba,kita lihat – lihat sekeliling gedung ini dulu.”Ujar Jeff mengajak kawan – kawannya.
Setelah berkeliling,mereka pun memutuskan untuk bermalam di bioskop itu,meskipun kondisi bioskop itu sudah rusak.Saat mereka masuk kedalam,terlihat kondisi yang sangat rusak,bau tidak enak, sangat kotor sekali dan sangat gelap.lampu senter mereka nyalakan dan mereka melihat adanya bekas restoran,loket tiket dan studio – studio tempat penayangan film yang jumlahnya ada sepuluh studio.Studio 2 hingga studio 10 semuanya dapat di buka pintunya,kecuali studio 1 dan ruang proyektor studio 1 yang tidak dapat dibuka pintunya.
“Apakah  bioskop ini tercantum di buku sejarah yang kita bawa ?”Tanya Sara saat sedang berkumpul dan bersantai – santai di sebuah ruangan.
“Tetapi,selama kita belajar sejarah kita tidak pernah menemukan sejarah tentang bioskop ini.”Ujar Kessie sambil makan sebungkus potato chips.
“Hey…teman !!! aku lihat.”Ujar John  yang  sedang bersama Jeff mencari tentang bioskop itu.Sara dan Kesie segera menghampiri mereka berdua.
“baca ini,ternyata bioskop ini di bangun pada tahun 1939,dan bioskop ini menjadi bioskop paling ternama dan tersukses di jaman itu.Namun,sesuatu yang aneh sering terjadi di bioskop ini yang akhirnya membuat bioskop ini bangkrut dan di tutup untuk selamanya.”Ujar  John membaca buku sejarah itu.
“Sungguh penuh kemisterian.”Ujar Sara sambil meminum sebotol minuman soda.

Malam itu Kesie masuk ke toilet bioskop itu,karena ia ingin mengganti baju.
“Klek..”Kesie mengunci pintu toilet.
Saat ia sedang  ganti baju,tiba – tiba dari balik cermin besar muncul seorang bapak – bapak seperti Mr.Ted yang sedang meraba – raba tubuhnya dari belakang.Kesie langsung memakai pakaiannya kembali dan langsung menjerit saat melihat itu.
“Tolong…tolong…!!!”Teriak Kesie sambil berusaha membuka kunci pintu.
Kunci pintunya terjatuh,dan hanya bisa teriak minta tolong sambil memukul –mukul pintu.
“Aku mendengar suara Kesie berteriak minta tolong di toilet.”Ujar Jeff saat sedang berkumpul dengan teman – temannya.
“Ayo,cepat kita harus kesana…!!!”Ujar John yang langsung berlari menuju toilet bersama teman – temannya.

Saat mereka sedang sibuk berusaha menyelamatkan Kesie,Clara gadis belia itu hanya bisa melihat mereka sambil duduk  di sebuah  sofa yang sudah rusak.
“Tenang Kesie !! kita sedang berusaha mendobrak pintunya !!!”Teriak Sara dari luar toilet.
“1…2…3…BRAKKK.”Pintu berhasil di dobrak saat Jeff ,Jhon ,dan Martin berhasil mendobrak pintu dengan mendorong sebuah kursi panjang.
“Sara,aku takut sekai,Sara aku takut sekali.”Ujar Kesie yang langsung memeluk Sara.
Sara dan teman – temannya masuk ke dalam toilet itu,di toilet itu mereka tidak menemukan hantu apapun di dalam toilet itu,selain bau bangkai yang sangat menyengat.Karena tidak tahan dengan baunya,mereka pun langsung keluar dari toilet itu.
“Kita tidak menemukan apa – apa,di toilet itu.”Ujar Jeff pada Kesie.
“Tapi,tadi ada seseorang yang muncul di belakangku dan  orang tersebut meraba – raba tubuhku saat aku sedang ganti baju.”Ujar Kesie menjelaskan.
“Sudahlah,mungkin itu hanya halusinasimu saja.”Ujar John menepuk pundak Kesie.
Beberapa jam kemudian.
Saat itu Sara sedang berkeliling di bioskop itu seorang diri hanya ditemani sebuah lampu senter besar yang ia bawa.
“Wow…bioskop ini sangat besar dan sangat mewah sekali.”Gumam Sara saat melewati restoran yang ada di bioskop itu.
Saat sara sedang berjalan sendirian,tiba – tiba saja ia mendengar seperti seorang wanita sedang memanggil namanya.
“Sara…Sara…”Ujar suara  misterius itu.
Sara pun menengok – nengok ke setiap sudut tempat mencari suara itu.
“Kamu di mana ?”Teriak Sara.
“Aku disini.”Ujar Clara yang tiba – tiba muncul di depan Sara.
“AAAAAAAKKHHHHH…..!!!”Teriak Sara kaget saat melihat Clara.
“Jangan takut,aku akan melindungimu.”Ujar Clara menenangkan Sara.

Malam itu Sara duduk di sebuah kursi di restoran  dengan ditemani Clara.
“Kau sungguh – sungguh hantu ??”Tanya Sara penasaran.
“Iya,aku sungguh – sungguh hantu,kalau kau tidak percaya sentuh saja tubuhku.”Ujar Clara hantu gadis cantik itu.
“Ya,ternyata kau benar – benar hantu.”Ujar Sara sambil menyentuh tangan Clara.
“Sebenarnya aku ingin minta tolong padamu Sara.”Ujar Clara dengan lemah lembut.
“Minta tolong apa ??”Tanya Sara penasaran.
“Tolong hancurkan gedung bioskop ini.”Ujar Clara meminta tolong pada Sara.
“Kenapa gedung ini mesti dihancurkan ???”Tanya Sara lagi.
“Ceritanya panjang...”Ujar Clara yang akan menceritakan semua tentang bioskop ini.

Waktu itu di tahun 1939 aku dan keluargaku tinggal di sebuah rumah mewah,kami hidup bahagia selalu.Namun Mr.Ted yang menghancurkan semuanya,saat itu Mr.Ted meminta aku dan keluargaku untuk pergi dari rumah itu karena ia akan membangun sebuah bioskop di tanah dimana rumah kami berdiri,tapi berkali – kali aku dan keluargaku menolaknya karena tanah ini milik keluargaku.Pada bulan Juni 1938 Mr.Ted beserta puluhan pengawalnya tiba – tiba saja datang,dan mereka langsung masuk ke dalam rumahku.Malam itu menjadi malam yang begitu kelabu,aku dan keluargaku diikat dan digantung dengan sebuah tali tambang besar,dan mereka juga mengkunci seluruh pegawai di rumahku di sebuah kamar.Saat itu mereka semua menyirami rumah kami dengan ribuan liter minyak tanah,mereka juga melempari ribuan obor kearah rumahku.
“Mami…mami…aku tidak mau mati….aku tidak mau mati mami…!!”Ujarku saat berada di dalam rumah yang terbakar itu.
Aku melihat ayah dan ibuku sudah tiada,dan tak lama setelah mereka aku menyusul mereka.Namun,Cleo kakakku yang berusia 17 tahun berhasil selamat, karena tali tambang yang dipakai untuk menggantung kakakku terputus karena terbakar.Saat itu kakakku sangat terpukul dan sedih sekali saat melihat aku dan keluargaku sudah tiada.Selain itu Cleo juga berusaha untuk membunuh Mr.Ted.Tak lama kemudian,berdirilah bioskop ini.Mr.Ted dan teman – temannya mengadakan sebuah pesta besar – besaran.Beberapa bulan kemudian saat kakakku Cleo berhasil membunuh Mr.Ted dengan sebilah kapak saat Mr.Ted sedang berada di toilet,meskipun Cleo dalam keadaan luka – luka.Beberapa hari setelah kematian Mr.Ted polisi pun mencari siapa pembunuh Mr.Ted,saat itu kakakku berbulan – bulan menjadi buronan polisi,dan satu bulan kemudian kakakku tertangkap karena polisi menembak kakinya saat ia sedang melarikan diri dari kejaran polisi,dan ia pun dihukum mati.Setelah kakakku meninggal,munculah keanehan – keanehan lain yang terjadi di bioskop ini seperti halnya kejadian yang terjadi di studio satu,malam itu ratusan penonton memadati kursi yang ada di studio satu.Pada saat di pertengahan film ,di ruang proyektor sana Mr.Fred teman Mr.Ted sedang asyik memutarkan film sambil meminum segelas Es Jeruk,saat itu sedang hujan deras Mr.Fred tidak menyadari bahwa ada flapon di ruang proyekto itu yang bocor,saat itu air terus menerus menetes hingga menggenangi saklar tegangan tinggi yang berada di ruang proyektor di studio satu,dan tak lama kemudian terjadilah ledakan besar didalam studio satu,semua orang nampak panik,dan mereka semua tidak dapat menyelamatkan diri karena pintu masuk dan pintu keluar studio satu tiba – tiba saja terkunci sendiri.
“Tolong – tolong kami di sini ???”Teriak para penonton yang terjebak di dalam.
“Panas…panas sekali tubuhku !!!”Jeritan para penonton terjebak didalam.Dalam kejadian itu Mr.Fred tewas terbakar,begitu juga dengan ratusan penonton yang ada di dalamnya.Saat kejadian itu seluruh pengunjung bioskop itu berhamburan keluar.Dua puluh menit kemudian datanglah para tim penyelamat dan tim pemadam kebakaran,mereka berusaha sekuat tenaga ingin menyelamatkan korban yang berada di dalam,namun nihil hasilnya mereka tidak bisa membuka pintu masuk dan pintu keluar,jangankan membuka menyentuh tembok dan daun pintu studio itu saja rasa panasnya sangat menyengat hingga membuat telapak tangan orang yang menyentuhnya melepuh.Sampai sekarang belum ada orang yang dapat membuka pintu itu,termasuk para tim penyelamat dan tim pemadam kebakaran.Tapi,tujuh puluh tahun  telah berlalu kini api yang berada di dalam telah padam dengan tersendirinya.Setelah kejadian itu,bioskop ini kembali memakan korban.Saat itu kondisi toilet cukup ramai  sekali,dan saat itu tiba – tiba saja datanglah beberapa bayangan – bayangan menyerupai sesosok manusia,bayangan – bayangan tersebut membunuh semua pengunjung yang sedang berada di dalam toilet,ada yang di bunuh secara dikuliti,ditebas kepalanya,dan dikeluarkan seluruh isi perut mereka.Pembunuhan ini terjadi di dalam toilet wanita dan toilet pria.Beberapa menit setelah terjadi pembunuhan masal di dalam toilet.Datanglah puluhan bayangan – bayangan itu lagi,dan pada saat itu mereka membunuh seluruh pengunjung dan pekerja yang ada di bioskop itu dengan cara  yang sangat sadis sekali.Dan setelah terjadi pembunuhan  masal di bioskop ini,pihak pengelola bioskop ini sebelum pengelola bioskop ini bangkrut menutup bioskop ini untuk selamanya tanpa mengidentifikasi seluruh korban yang ada disini.Beberapa bulan kemudian seluruh penduduk kota Mastercity melakukan migrasi ke beberapa Negara di seluruh penjuru Dunia.

“Clara,apakah kamu tahu siapa bayangan – bayangan yang melakukan pembunuhan masal itu?”Tanya Sara penasaran.
“Iya,tentu saja aku tahu,mereka adalah arwah keluargaku yang masih penasaran karena mereka tidak suka dengan berdirinya bioskop ini.”Ujar Clara singkat.
“Dan mengapa di bioskop ini seperti tidak terlihat bekas ada pembunuhan ?”Tanya Sara lagi.
“Iya,karena matamu dan mata teman – temanmu telah dibutakan saat masuk kedalam bioskop ini.”Ujar Clara.
“Apakah aku dapat melihat kondisi yang sesungguhnya ??”Tanya Sara.
“Tentu bisa,sekarang pejamkan matamu.”Ujar Clara meminta Sara memejamkan matanya.
Clara pun mulai meraba – raba kelopak mata Sara.
“Sekarang buka matamu !!”Ujar Clara menyuruh Sara membuka matanya.
“Yaa..tuhan ..!!”Ujar Sara sangat terkejut saat melihat kondisi yang sebenarnya.
Sara berjalan bersama Clara sambil melihat kondisi yang sebenarnya sangat mengerikan sekali ,banyak sekali mayat yang berserakan tanpa kepala,dan hancur karena dikuliti.Tak lama kemudian sampailah mereka di depan pintu masuk studio satu,dan saat itu Sara mencoba membuka pintu masuk menuju studio satu.Perlahan – lahan Sara mencoba membuka pintu itu.
“KLEEK…”Sara membuka pintu.
“Sara,kau berhasil kau dapat membuka pintu itu !!”Ujar Clara sangat senang.
Sara mencoba mendorong pintu yang cukup berat itu karena ukurannya yang besar.Saat ia masuk Sara melihat sebuah pemandangan yang sangat mengerikan sekali,semua yang ada di dalam studio itu hangus terbakar,selain itu Sara mencium bau bekas terbakar yang sangat menyengat sekali di dalam studio.
“KLETEK.”Sara menginjak sebuah kerangka manusia saat sedang berjalan.
“Inilah pemandangan yang sesungguhnya,Sara.”Ujar Clara dari belakang.
“Benar –benar sungguh mengerikan sekali.”Ujar Sara yang tetap serius melihat seluruh isi dalam studio itu.

“Jeff,kamu lihat Sara tidak ??”Tanya Kesie sambil membaca buku.
“Oh..iya,si Sara kemana yaa ??”Ujar Jeff sambil meminum secangkir kopi panas.
“Tadi,katanya sih dia mau jalan – jalan.”Ujar Martin yang sedang tidur – tiduran.
“Lebih,baik sekarang kita cari Sara,karena dia belum kembali sampai sekarang ini.”Ujar John mengajak temannya.

Pada saat Sara sedang berada di dalam tiba – tiba saja seluruh pintu yang ada di studio satu tertutup dengan sendirinya,saat itu Sara langsung berlari menuju pintu keluar,tapi pintu itu dengan cepat langsung menutup dan mengurung Sara di dalam studio itu.
“TOLONG…TOLONG…TOLONG AKU !!!”Teriak Sara dari dalam sambil berusaha membuka pintu.
Tiba – tiba saja api yang membakar studio satu kembali menyala,dan seluruh jasad – jasad yang telah mati hidup kembali.Rupanya semua akan terjadi kembali jika ada seseorang yang masuk ke dalam studio itu,dan mereka menginginkan orang yang masuk tersebut menjadi korban seperti mereka.

Disaat itu juga,Clara telah berusaha untuk menolong Sara,namun ia tidak bisa karena ia hanyalah hantu.
“SARA ….SARA…!!! DIMANA KAMU !!!”Teriak teman – teman Sara berjalan mengelilingi setiap sudut sambil membawa lampu senter.
“SARA …!!! DIMANA KAMU !!!”Teriak Kesie sambil berjalan mengelilingi setiap sudut bioskop itu.
“TOLONG …TOLONG …TOLONG AKU !!!”Teriak Sara sambil berusaha membuka pintu.
Teman – teman Sara mendengar suara jeritan minta tolong Sara,mereka langsung mendekati asal suara itu.Suara itu semakin keras terdengar saat mereka berada di sekitar studio satu.
“LIHAT !!! SARA BERADA DIDALAM STUDIO ITU !!!”Ujar Martin menunjukan jarinya kearah studio satu.
“TOLONG …TOLONG AKU !!!”Teriak Sara lagi dari dalam.
“TENANG SARA,KITA SEDANG BERUSAHA MEMBUKAKAN PINTU !!”Ujar Kesie teriak dari luar.
“EEEEEEEEEHHHHHHHHH….”Martin,Jeff,John dan Kesie sekuat tenaga berusaha membukakan pintu.
“Oh…sial,pintu ini sulit sekali untuk dibuka !!”Keluh John.
Disaat yang bersamaan,Jeff melihat sebuah linggis tergeletak di lantai.Tak segan – segan  ia mengambil linggis itu,dan berusaha mencongkel pintu dengan linggis tersebut.Sekuat tenaga Jeff,John dan Martin mencongkel pintu itu.Alhasil mereka pun berhasil membuka pintu itu,dan Sara pun langsung memeluk teman – temannya saat ia berhasil keluar.
“HUH…HAH…HUH…HAH…terima kasih teman – teman,aku sayang kalian.”Ujar Sara dengan nafas yang tersendat – sendat.
“Apa yang terjadi di dalam,Sara ??”Tanya Jeff ingin tahu.
“Di dalam sangat mengerikan sekali.”Ujar Sara rasa ingin menangis jika dia ingat semua kejadian yang ada di dalam studio itu.
“Rasanya tidak ada yang mengerikan didalam.”Ujar John sambil melihat kondisi studio dari luar.
“Mata kalian dibutakan  saat kalian memasuki gedung bioskop ini.”Ujar Clara yang tiba – tiba saja muncul di belakang mereka.
“Siapa kamu ???”Tanya Jeff sangat terkejut.
“Aku Clara Ambry,aku korban bioskop ini.”Ujar Clara sangat singkat.
“Sara,apa kamu kenal dia ?”Tanya John.
“Iya,aku kenal dia,dia adalah gadis cantik yang telah menjadi…..”Ujar Sara dengan jawaban masih menggantung.
“Menjadi apa ?”Tanya John lagi penasaran.
“Menjadi hantu.”Ujar Sara dengan wajah yang sangat pucat pasi.
“HANTU ????”Ujar Jeff,Martin,John,dan Kesie berbarengan.
“Dan apa maumu disini ??”Tanya John pada Clara dengan tatapan tajam.
“Aku hanya ingin minta tolong sama kalian.”Ujar Clara.
“Minta tolong apa ?”Tanya Jeff dengan tegas.
“Baiklah akan kuceritakan semuanya pada kalian.”Ujar Clara
Clara menceritakan kembali mengenai bioskop itu dan semua yang terjadi di bioskop itu.
“Begitulah ceritanya.”Ujar Clara bersedih.
“Oh…tuhan sungguh mengerikan sekali.”Ujar Kesie menggelengkan kepala.
“Apa kalian ingin melihat kondisi yang sebenarnya ?”Ujar Clara.
“Boleh dikatakan iya.”Ujar John mewakili semua temannya.
“Baik,kalau begitu pejamkan kedua mata kalian !”Perintah Clara.
15 detik kemudian.
“Bukalah kedua mata kalian.”Perintah Clara lagi.
Mereka sangat terkejut sekali saat mereka membuka kedua mata kalian,sungguh keadaan yang sangat berbeda dari yang selama ini mereka lihat.Sungguh keadaan yang sangat – sangat mengerikan,suasana yang gelap,dinding yang berlumut dan berlumuran darah,dan banyak sekali darah yang telah mongering di lantai  dan di dinding bioskop itu.Selain itu terdapat bau yang sangat menyengat dan banyak mayat  - mayat yang sudah busuk,sudah rusak dan mengenaskan bergelimpangan di seluruh ruang yang ada di bioskop itu.
“Oh…tuhan,sungguh benar – benar mengerikan sekali !!”Ujar Jeff sangat terkejut.
“Jadi,apakah kalian bersedia menolongku untuk menghacurkan bioskop ini ??”Tanya Clara meminta tolong lagi.
“Iya,kita bersedia menolong kamu.”Ujar John mengangguk dan tersenyum.
“Kita bersedia menolong kamu.”Ujar Jeff,Kesie ,dan Martin dengan senyuman.
Clara sangat senang sekali,bahwa mereka bersedia untuk menolongnya.Begitu juga dengan Sara ,ia terlihat sangat senang.Kebetulan pagi telah datang,dan sangat kebetulan sekali mereka membawa 100 dynamite yang mereka simpan dalam sebuah box besar di dalam mobil.Satu persatu dynamite itu mereka pasang di setiap sudut bioskop itu,dan setelah semua dynamite itu di pasang mereka pun langsung pergi jauh – jauh dari bioskop itu untuk meledak seluruh dynamite.
“1….2….3…”John memencet tombol pada remote untuk meledakan dyanamite itu.
“BOOOMMMM….”Satu persatu bioskop itu hancur.
“1….2….3…”John memencet tombolnya lagi.
“BOOOMMMMM…”Seluruh gedung bioskop itu hancur luluh lantah.
“YEEEE….KITA BERHASIL !!”Ujar Sara dan teman – temannya dari setelah melihat hancurnya bioskop itu dari sebuah bukit yang cukup tinggi dan jauh dari bioskop itu.
“Terima kasih banyak,kalian sudah begitu baik pada kami.”Ujar Clara bersama keluarganya yang tiba – tiba muncul dari belakang mereka.
Clara berjalan menghampiri mereka.
“Dan sekarang  aku akan mengembalikan semua penglihatan kalian.”Ujar Clara tersenyum manis.
“Sekarang pejamkan kedua mata kalian !!”Perintah Clara.
15 detik kemudian.
“Buka kedua mata kalian sekarang.”Perintah Clara dengan lemah lembut.
“Clara,kami sangat berterima kasih pada kamu,mungkin jika tidak ada kamu,kami tidak akan pernah mengetahui tentang bioskop itu.”Ujar John mewakili teman – temannya.
Clara hanya menjawab dengan senyuman,dan tak lama kemudian Clara kembali pada keluarganya,Clara dan keluarganya memberikan senyuman tanda terima kasih pada mereka hingga akhirnya Clara dan keluarganya pergi terbang dengan tenang ke langit yang biru.

Sebelum meninggalkan kota Mastercity,Sara dan teman – temannya mampir kesebuah pemakaman umum.Di pemakaman itu mereka berhenti disebuah makam dengan batu nisan bertuliskan,
Clara Ambry
Born May,21 1926
Died June,12 1938
“Terima kasih Clara,terima kasih untuk semuanya,aku tidak akan pernah melupakanmu Clara.”Ujar Sara meneteskan air mata.

Setibanya di Los Angeles,ternyata sudah banyak wartawan yang menantikan kehadiran mereka.Rupanya semua orang telah mengetahui mengenai mereka yang pergi ke kota Mastercity dan berhasil menghancurkan bioskop yang terkenal penuh misteri itu.

Selain itu mereka juga mengadakan jumpa pers untuk memberikan keterangan dan menceritakannya pada semua orang mengenai pengalaman mereka,dan mereka juga berhasil lulus ujian skripsi dengan tema skripsi yang mereka ambil dari pengalaman mereka.Selain mengadakan jumpa pers mereka juga diundang di beberapa tv show untuk menceritakan pengalaman mereka,mereka juga sangat bahagia dapat menceritakan pengalamannya pada semua orang.


Oleh :Annisa Damayanti

 







Gejolak darah Muda


Apa jadinya jika nadi berhenti berdetak, ketika wajah rupawan dan tubuh molek melahap setiap pandangan adam yang ada disekelilingnya? Membuat wanita lain kesetanan, menahan iri dibuatnya. Apa lagi wajah itu tanpa cela dan bagian lain mulai membusung terlihat nyaman diluarnya. Keadaan seperti ini akan membuat wanita canggung, dan mulailah mereka mencari servitikat halal untuk operasi wajah dan tubuh mereka. Dunia sudah gila, tanpa disadari. Tapi inilah sebagian refrensi kenyataan hidup. Sambil masih menatap pandangan ke arah bagian itu, tanpa disadari Rai mencubit pipiku. "Ampun deh, lo betah banget ngeliatin gituan. Kenapa? Lo iri ya?" Puas Rai mencelaku, ditambah senyum sinis sebagai bonus meremehkan aku. Rai, teman semasa kuliah ku. Kami bersahabat dekat, sudah lebih dari dua tahun. "Iya, gue iri." Jawab ku polos. "Udah bisa ditebak sih, Sil. Jujur, yang kaya gitu emang bisa bikin gue merinding. Sekarang aja, gue merinding banget. Brrr..." Dengan sigap, aku jaga jarak dengannya. Mengambil posisi teraman. "Gila lo ya! Mampus aja kalo lo macem-macem di halte banyak orang gini. Gue engga sudi kenal lo lagi." Rai hanya tersenyum. "Yah, becanda aja silla, engga serius. Lagian lo jadi sensi gini. Sabar silla, engga cuma silla aja yang punya masalah dengan ukuran. Hehehe." logatnya yang manja membuat aku jadi lebih antisipasi untuk cepat-cepat melempar bata kewajahnya, sewaktu-waktu. Sikapnya yang seperti ini sudah aku maklumi sejak lama. Bagaimanapun, dia sahabat terbaikku. "Engga lah, lagian kita kan enggak ngerti tuh asli apa palsu. Gue udah puas ukuran segini, untung-untung ada orang bilang bagus." Tanpa aba-aba, Rai terbahak dengan ucapanku. Lalu, penghuni halte serentak melihat sikap Rai yang mulai aneh. "Diem lo! Diliatin orang tuh, bus nya udah dateng. Lo milih gue ato jadi penghuni halte disini?" Belum ada jawaban dari rai, Rai sudah menggandeng tanganku. Di dalam bus, Rai masih memegang tanganku. Tanpa sengaja, Rai menatapku dan mulai senyum-senyum sendiri. "Kenapa lo? Mulai aneh lagi nih." Jadi makin enggak sehat pikirku. " Bagus juga kok sil." Jawabnya singkat, tapi pandangannya masih menuju kearahku. Seperti ke arah dadaku. What? Dadaku? Ya ampun Rai!

Oleh : Aninda Faustine

Persahabatan

Pagi hari saat aku terbangun tiba-tiba ada seseorang memanggil namaku. Aku melihat keluar. Ivan temanku  sudah menunggu diluar rumah kakekku dia mengajakku untuk bermain bola basket.“Ayo kita bermain basket ke lapangan.” ajaknya padaku. “Sekarang?” tanyaku dengan sedikit mengantuk. “Besok! Ya sekarang!” jawabnya dengan kesal.“Sebentar aku cuci muka dulu. Tunggu ya!”, “Iya tapi cepat ya” pintanya.Setelah aku cuci muka, kami pun berangkat ke lapangan yang tidak begitu jauh dari rumah kakekku.“Wah dingin ya.” kataku pada temanku. “Cuma begini aja dingin payah kamu.” jawabnya.Setelah sampai di lapangan ternyata sudah ramai. “Ramai sekali pulang aja males nih kalau ramai.” ajakku padanya. “Ah! Dasarnya kamu aja males ngajak pulang!”, “Kita ikut main saja dengan orang-orang disini.” paksanya. “Males ah! Kamu aja sana aku tunggu disini nanti aku nyusul.” jawabku malas. “Terserah kamu aja deh.” jawabnya sambil berlari kearah orang-orang yang sedang bermain basket.“Ano!” seseorang teriak memanggil namaku. Aku langsung mencari siapa yang memanggilku. Tiba-tiba seorang gadis menghampiriku dengan tersenyum manis. Sepertinya aku mengenalnya. Setelah dia mendekat aku baru ingat. “Bella?” tanya dalam hati penuh keheranan. Bella adalah teman satu SD denganku dulu, kami sudah tidak pernah bertemu lagi sejak kami lulus 3 tahun lalu. Bukan hanya itu Bella juga pindah ke Bandung ikut orang tuanya yang bekerja disana. “Hai masih ingat aku nggak?” tanyanya padaku. “Bella kan?” tanyaku padanya. “Yupz!” jawabnya sambil tersenyum padaku. Setelah kami ngobrol tentang kabarnya aku pun memanggil Ivan. “Van! Sini” panggilku pada Ivan yang sedang asyik bermain basket. “Apa lagi?” tanyanya padaku dengan malas. “Ada yang dateng” jawabku. “Siapa?”tanyanya lagi, “Bella!” jawabku dengan sedikit teriak karena di lapangan sangat berisik. “Siapa? Nggak kedengeran!”. “Sini dulu aja pasti kamu seneng!”. Akhirnya Ivan pun datang menghampiri aku dan Bella.Dengan heran ia melihat kearah kami. Ketika ia sampai dia heran melihat Bella yang tiba-tiba menyapanya. “Bela?” tanyanya sedikit kaget melihat Bella yang sedikit berubah. “Kenapa kok tumben ke Jogja? Kangen ya sama aku?” tanya Ivan pada Bela. “Ye GR! Dia tu kesini mau ketemu aku” jawabku sambil menatap wajah Bela yang sudah berbeda dari 3 tahun lalu. “Bukan aku kesini mau jenguk nenekku.” jawabnya. “Yah nggak kangen dong sama kita.” tanya Ivan sedikit lemas. “Ya kangen dong kalian kan sahabat ku.” jawabnya dengan senyumnya yang manis.Akhinya Bella mengajak kami kerumah neneknya. Kami berdua langsung setuju dengan ajakan Bela. Ketika kami sampai di rumah Bela ada seorang anak laki-laki yang kira-kira masih berumur 4 tahun. “Bell, ini siapa?” tanyaku kepadanya. “Kamu lupa ya ini kan Dafa! Adikku.” jawabnya. “Oh iya aku lupa! Sekarang udah besar ya.”. “Dasar pikun!” ejek Ivan padaku. “Emangnya kamu inget tadi?” tanyaku pada Ivan. “Nggak sih!”  jawabnya malu. “Ye sama aja!”. “Biarin aja!”. “Udah-udah jangan pada ribut terus.” Bella keluar dari rumah membawa minuman. “Eh nanti sore kalian mau nganterin aku ke mall nggak?”  tanyanya pada kami berdua. “Kalau aku jelas mau dong! Kalau Ivan tau!” jawabku tanpa pikir panjang. “Ye kalau buat Bella aja langsung mau, tapi kalau aku yang ajak susah banget.” ejek Ivan padaku. “Maaf banget Bell, aku nggak bisa aku ada latihan nge-band.”  jawabnya kepada Bella. “Oh gitu ya! Ya udah no nanti kamu kerumahku jam 4 sore ya!” kata Bella padaku. “Ok deh!” jawabku cepat.Saat yang aku tunggu udah dateng, setelah dandan biar bikin Bella terkesan dan pamit keorang tuaku aku langsung berangkat ke rumah nenek Bella. Sampai dirumah Bella aku mengetuk pintu dan mengucap salam ibu Bella pun keluar dan mempersilahkan aku masuk. “Eh ano sini masuk dulu! Bellanya baru siap-siap.” kata beliau ramah. “Iya tante!” jawabku sambil masuk kedalam rumah. Ibu Bella tante Vivi memang sudah kenal padaku karena aku memang sering main kerumah Bella. “Bella ini Ano udah dateng” panggil tante Vivi kepada Bella. “Iya ma bentar lagi” teriak Bella dari kamarnya. Setelah selesai siap-siap Bella keluar dari kamar, aku terpesona melihatnya. “Udah siap ayo berangkat!” ajaknya padaku.Setelah pamit untuk pergi aku dan Bella pun langsung berangkat. Dari tadi pandanganku tak pernah lepas dari Bella. “Ano kenapa? Kok dari tadi ngeliatin aku terus ada yang aneh?” tanyanya kepadaku. “Eh nggak apa-apa kok!”  jawabku kaget.Kami pun sampai di tempat tujuan. Kami naik ke lantai atas untuk mencari barang-barang yang diperlukan Bella. Setelah selesai mencari-cari barang yang diperlukan Bella kami pun memtuskan untuk langsung pulang kerumah. Sampai dirumah Bella aku disuruh mampir oleh tante Vivi. “Ayo Ano mampir dulu pasti capek kan?” ajak tante Vivi padaku. “Ya tante.” jawabku pada tante Vivi.Setelah waktu kurasa sudah malam aku meminta ijin pulang. Sampai dirumah aku langsung masuk kekamar untuk ganti baju. Setelah aku ganti baju aku makan malam. “Kemana aja tadi sama Bella?” tanya ibuku padaku. “Dari jalan-jalan!” jawabku sambil melanjutkan makan. Selesai makan aku langsung menuju kekamar untuk tidur. Tetapi aku terus memikirkan Bella. Kayanya aku suka deh sama Bella. “Nggak! Nggak boleh aku masih kelas 3 SMP, aku masih harus belajar.” bisikku dalam hati.Satu minggu berlalu, aku masih tetap kepikiran Bella terus. Akhirnya sore harinya Bella harus kembali ke Bandung lagi. Aku dan Ivan datang kerumah Bella. Akhirnya keluarga Bella siap untuk berangkat. Pada saat itu aku mengatakan kalau aku suka pada Bella.“Bella aku suka kamu! Kamu mau nggak kamu jadi pacarku” kataku gugup.“Maaf ano aku nggak bisa kita masih kecil!” jawabnya padaku. “Kita lebih baik Sahabatan kaya dulu lagi aja!”Aku memberinya hadiah kenang-kenangan untuknya sebuah kalung. Dan akhirnya Bella dan keluarganya berangkat ke Bandung. Walaupun sedikit kecewa aku tetap merasa beruntung memiliki sahabat seperti Bella. Aku berharap persahabatan kami terus berjalan hingga nanti.


Oleh : Joy (taken from www.cerpen.net)